Pj Gubernur Babel juga meyakini, dengan langkah antisipasi yang diambil pemerintah tak akan membuat panik daerah penghasil timah.
"Karena kita sudah tahu apa yang kita lakukan. Kalau sekarang kita harus bangun pabrik, ya kita usulkan bangun pabrik. Kita ada kawasan industri dan pelaku-pelaku industri yang biasa dengan dunia itu," sebutnya.
Ke depan, ia juga akan meminta Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) menggandeng Persatuan Insinyur Indonesia (PII) serta Asosiasi Metalurgi dan perusahaan Rekind untuk bersama-sama membahas tentang hilirisasi.
BACA JUGA:Kondisi Timah Rakyat Babel Makin Berat, Ada Larangan Ekspor dengan Dalih Hilirisasi
BACA JUGA:Terbukti Bersalah Kasus Judi, 11 Bos Timah Hanya Divonis 30 Hari, Sidang 19 Menit
"Kita bahas, bangun apa kira-kira. Apa itu pabrik kawat solder? Berapa lama itu bisa terbangun dan biayanya berapa. Biar kita punya gambaran," ungkap Ridwan.
Diketahui sebelumnya, Ketua DPRD Babel H Herman Suhadi turut menegaskan harus ada solusi sebelum kebijakan pemerintah soal larangan ekspor timah diberlakukan. Seperti halnya hilirisasi.
Oleh sebab itu, dia mendorong di Babel, bisa dibangun pabrik industri hilirisasi, sehingga timah yang dihasilkan bisa langsung diolah dan memiliki nilai tambah.
"Itu kan baru wacana keinginan pemerintah pusat ya kita berharap dengan adanya seperti itu nanti ada solusi apa solusinya ya. Misalkan ada industri hilir yang dibangun di Bangka Belitung atau jika belum ada ya dikaji lagi lebih dalam," ujar Herman Suhadi.
Apabila belum ada industri hilir yang bisa mengolah logam ini, sebaiknya, menurut politisi PDI Perjuangan ini pemerintah diminta untuk mengkaji kebijakan tersebut.
BACA JUGA:IFF Belitung Tour Uji Coba Klub Sepak Bola di Jakarta
"Saya pikir ya mari dikaji lebih dalam begitu, karena ini juga menjadi isu sentral di kalangan masyarakat. Kekhawatiran seandainya kalau distop ekspornya ya kekhawatiran masyarakat kehilangan mata pencaharian," ulasnya.
Dengan adanya wacana ini, ditambah penertiban dan tata kelola pertambangan di Babel membuat masyarakat menjadi resah dan khawatir.
Akan tetapi, lain halnya jika masyarakat sudah tau dan paham solusi dan langkah yang akan dilakukan apabila ekspor ini betul distop. Ia melihat, saat ini masyarakat tidak mendapatkan informasi dan solusi yang tepat.
"Dari suara masyarakat yang menyampaikan ke kami bahwa mereka menginginkan harus ada solusi. Nah, seandainya di sini dibangun industri-industri hilir itu akan memberi dampak yang sangat luar biasa buat Bangka Belitung," pungkasnya.