Harga Timah Dunia Terus Meroket, Tembus US$ 32.574 Per Ton

Harga Timah Dunia Terus Meroket, Tembus US$ 32.574 Per Ton

Ilustrasi: Harga Timah Dunia Terus Meroket, Tembus US$ 32.574 Per Ton--(Ist/PT Timah)

JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COMHarga timah dunia terus meroket sejak tahun 2024, dan Indonesia disebut menjadi salah satu faktor utama penyebab naiknya harga komoditas tambang tersebut. Pasokan timah dari Indonesia yang menurun tajam berdampak langsung pada pasar global.

Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, mengungkapkan bahwa sepanjang 2024 harga rata-rata timah global tercatat mencapai US$ 31.164 per ton, meningkat dari US$ 26.583 per ton pada tahun sebelumnya.

Kenaikan harga terjadi seiring dengan anjloknya volume produksi timah dari Indonesia. Produksi nasional turun dari 65.000 ton di tahun 2023 menjadi hanya 45.000 ton pada 2024. Sementara permintaan tetap tinggi. 

"Ini berdampak pada penurunan kontribusi Indonesia terhadap pasokan timah dunia, dari 17,5 persen menjadi 12 persen," jelas Maroef dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, dikutip Rabu 14 Mei 2025.

BACA JUGA:Profil 3 Direksi Baru PT Timah: Dari Kolonel TNI Hingga Eks Bos DAHANA

BACA JUGA:Jajaran Direksi dan Komisaris PT Timah Dirombak, Kolonel TNI Jadi Dirut Baru

Penurunan pasokan yang signifikan ini menegaskan peran strategis Indonesia dalam pasar timah global. Ketika pasokan dari Indonesia menurun, harga global pun terdorong naik, menandakan sensitivitas pasar terhadap fluktuasi produksi dari negara kepulauan ini.

Data terbaru dari Trading Economics juga menunjukkan bahwa per 12 Mei 2025, harga timah global telah menyentuh angka US$ 32.574 per ton, atau naik 4,14 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Ini adalah level tertinggi dalam kurun waktu ebih dari satu tahun terakhir.

Maroef juga mengungkapkan bahwa secara global, terdapat 3 negara yang menjadi produsen utama timah, yaitu China, Myanmar, dan Peru. Dalam konteks ini, ia menekankan pentingnya membangun kerja sama strategis antara Indonesia dan negara-negara penghasil timah lainnya.

"Kerja sama Indonesia dengan China dan Peru perlu diperkuat. Ini penting untuk menjaga kestabilan pasar dan meningkatkan posisi Indonesia dalam pengaruh pasar global," tegasnya.

BACA JUGA:Tambang Timah di Laut Sijuk Diduga Dibekingi Oknum Aparat, Setoran Rp 300 Ribu per Mesin

BACA JUGA:Dari Meranti ke Pemali: Perjalanan Rival Raih Mimpi Lewat Beasiswa PT Timah

Sebagai salah satu komoditas penting di industri elektronik dan logam solder, timah memiliki peran vital dalam rantai pasok industri global.

Dengan tren harga yang terus meningkat, Indonesia memiliki peluang sekaligus tantangan besar dalam mengelola produksi, ekspor, serta kebijakan hilirisasi yang sedang digalakkan pemerintah.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: