Masing-masing wilayah ini memiliki karakteristik dan tantangan lokal yang berbeda, namun memiliki potensi besar untuk pengembangan sektor perikanan yang berkelanjutan.
Desa Air Seruk, misalnya, dikenal memiliki kekayaan alam yang besar di bidang pertanian dan perikanan. Sayangnya, desa ini juga mencatat angka stunting yang cukup tinggi.
BACA JUGA:Gubernur Babel Ajak Masyarakat Manfaatkan Pemutihan Pajak Kendaraan 2025
Yakni mencapai 18,37%—salah satu yang tertinggi di Kecamatan Sijuk. Angka ini masih jauh dari target nasional penurunan prevalensi stunting yang ditetapkan sebesar 14%.
Sementara itu, Kecamatan Tanjungpandan dan Desa Tanjung Binga yang merupakan wilayah pesisir dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan, masih bergulat dengan persoalan limbah ikan dari pasar tradisional.
Limbah yang tidak dikelola dengan baik bukan hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berpotensi merusak ekosistem laut dan mendorong kenaikan harga ikan dalam jangka panjang.
“Jika tidak ditangani secara sistematis, masalah ini akan memperburuk kondisi lingkungan dan mengancam keberlanjutan ekonomi masyarakat pesisir,” papar Monica.
BACA JUGA:Kapolda Babel Cerita Usai Lawatan ke Belitung: Pastikan Kamtibmas Terjaga dan Ngopi Bareng Warga
4 Strategi Utama untuk Efek Berganda
Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, perwakilan dari Konsorsium Berikanesia Lestari, Muhammad Farhan Yusron, memaparkan empat strategi utama yang dirancang agar memberikan multiplier effect atau efek berganda. Khususnya di bidang ketahanan pangan, perlindungan lingkungan, dan kesehatan masyarakat.
1. Pengolahan Limbah Ikan Menjadi Pakan Terjangkau
Limbah ikan yang selama ini dibuang akan diolah menjadi pelet ikan berkualitas tinggi dengan harga yang lebih murah, sehingga dapat diakses oleh para peternak ikan kecil. Ini tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga mendukung produktivitas ekonomi masyarakat.
2. Pemberdayaan Nelayan dan Petani Lokal
Komunitas lokal akan dilibatkan secara aktif dalam proses produksi dan distribusi, dari pengumpulan limbah ikan, pengolahan, hingga pemasaran produk. Pendekatan ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memperkuat kapasitas masyarakat untuk mengelola usahanya secara mandiri.
4. Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna
Inovasi teknologi yang sederhana namun efektif akan diterapkan untuk menunjang pengolahan limbah dan produksi pakan, sehingga prosesnya bisa diadopsi dengan mudah oleh masyarakat desa tanpa ketergantungan pada alat-alat berteknologi tinggi.