Bayangkan sparkling rosella tea dengan jahe segar untuk menyegarkan hari, mocktail kunyit asam dengan soda dan serai sebagai penambah energi, atau calming drink dari bunga telang dan sereh untuk relaksasi alami.
Warna yang cantik, manfaat yang jelas, dan nama-nama produk yang menarik akan membuat produk ini cepat menyebar secara viral.
BACA JUGA:Naik Kelas Lewat LinkUMKM BRI, Pengusaha Minuman Herbal Ini Sukses Perluas Skala Bisnis
3. Dapur Plant-Based dengan Cita Rasa Otentik Indonesia
Seiring meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan lingkungan, makanan berbasis nabati (plant-based) akan terus berkembang. Namun, pendekatannya berubah dari meniru rasa daging ke menciptakan karakter rasa yang unik dan otentik berdasarkan resep-resep asli Indonesia.
Gulai nangka dengan bumbu rempah yang mirip gulai daging, sate jamur tiram yang dibakar sempurna dengan sambal kacang pedas-manis, hingga pepes tahu kemangi yang kaya rasa. Semuanya dibuat tanpa produk hewani namun tetap menggugah selera.
Bisnis ini akan menarik perhatian segmen vegan, vegetarian, dan flexitarian yang mencari makanan lezat dan sehat tanpa kompromi rasa.
4. Konsep Kantin Zero-Waste dan Dapur Daur Ulang
Isu keberlanjutan semakin menjadi perhatian global, termasuk dalam dunia kuliner. Konsep zero-waste kitchen atau dapur tanpa limbah akan menjadi daya tarik tersendiri.
BACA JUGA:Baru Mau Usaha? Ini 5 Franchise Modal Kecil di Bawah Rp10 Juta Cocok Buat Pemula
Para pelaku bisnis dapat memanfaatkan semua bagian bahan makanan—termasuk yang biasanya dibuang—untuk menciptakan produk baru yang inovatif.
Kaldu dari kulit bawang dan batang seledri, keripik dari kulit kentang, hingga smoothies dari buah-buahan yang bentuknya tidak sempurna tapi masih segar adalah contoh penerapan konsep ini.
Cerita di balik proses kreatif dan upaya menyelamatkan bahan makanan dari pemborosan menjadi nilai jual utama. Konsumen akan merasa bangga mendukung usaha yang peduli lingkungan.
5. Artisan Bakery dengan Ragi dan Bahan Baku Lokal
Roti artisan seperti sourdough sudah populer dalam beberapa tahun terakhir, namun tren ini akan naik ke level baru dengan memanfaatkan agen fermentasi lokal dari bahan-bahan khas Indonesia.
Fermentasi menggunakan air tape singkong, ragi alami dari bunga kecombrang, atau starter dari air rendaman beras akan menciptakan rasa dan aroma yang tak ditemukan di tempat lain.