Melalui program Bejase, Pemkab mendorong skema pembiayaan kolaboratif atau cost sharing antara pemerintah daerah dan pihak swasta. Skema ini tidak hanya fokus pada pelunasan iuran, tetapi juga penguatan infrastruktur dan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.
BACA JUGA:PT Timah Rayakan HUT ke-49 di Beltim, Wabup Khairil Apresiasi Aksi Sosial untuk Masyarakat
Peran Swasta Didorong: Dari Iuran Hingga Sarana Kesehatan
Dianita menegaskan bahwa sinergi dengan sektor swasta mencakup lebih dari sekadar bantuan iuran. Ruang kontribusi terbuka lebar, termasuk dalam bentuk pengadaan sarana prasarana kesehatan, pelatihan tenaga medis, dan kampanye literasi kesehatan di komunitas.
“Dengan model kolaboratif ini, kita ingin memastikan semua elemen masyarakat terlibat aktif. Ini bukan sekadar program pemerintah, tetapi gerakan bersama,” kata Dianita.
Dinas Kesehatan akan memperkuat komunikasi dan jejaring dengan pelaku usaha agar partisipasi mereka dapat dijalankan secara sistematis, transparan, dan berkelanjutan. Harapannya, beban pembiayaan kesehatan tidak hanya ditanggung pemerintah, tetapi dibagi secara adil sesuai kemampuan dan tanggung jawab sosial.
Target: Beltim Nyaman Berobat dan UHC Terpenuhi
Melalui Bejase Beltim, Pemkab menargetkan peningkatan kepesertaan aktif JKN secara signifikan. Tujuan jangka panjangnya adalah menjadikan Belitung Timur sebagai daerah dengan sistem pelayanan kesehatan yang merata dan inklusif, serta mencapai standar Universal Health Coverage (UHC) sesuai arahan nasional.
BACA JUGA:Desa Limbongan Raih Predikat Desa Terbaik se-Babel 2025, Pemkab Beltim Kawal ke Tingkat Regional
BACA JUGA:Polres Beltim Gelar Operasi Patuh Menumbing 2025, Ini 7 Pelanggaran yang Jadi Sasaran
“Kami yakin, dengan dukungan pemerintah desa, pelaku usaha, dan masyarakat, tidak akan ada lagi warga yang merasa tertinggal dalam urusan kesehatan. Ini soal keadilan dan kemanusiaan,” pungkas Dianita.
Dengan inisiatif tersebut, Pemkab Beltim tidak hanya menanggulangi tunggakan JKN, tetapi juga membangun ekosistem pelayanan kesehatan yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. Program ini menjadi model kolaboratif yang layak dicontoh oleh daerah lain yang menghadapi tantangan serupa.***