Kenapa Kita Bisa Mengalami Mimpi Baik dan Mimpi Buruk? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kenapa Kita Bisa Mengalami Mimpi Baik dan Mimpi Buruk? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ilustrasi: Kenapa Kita Bisa Mengalami Mimpi Baik dan Mimpi Buruk? Ini Penjelasan Ilmiahnya--(freepik/ai)

BELITONGEKSPRES.CO.ID - Pernahkah kamu terbangun di tengah malam dengan senyum tipis karena mimpi indah… lalu besoknya malah kebalikannya, terjaga sambil terengah karena mimpi buruk?

Mimpi memang misterius. Ia bisa jadi taman bunga penuh kenangan manis, tapi juga lorong gelap penuh kejutan tak menyenangkan. Dan yang menarik, ilmu pengetahuan masih mencoba menyingkap tabirnya.

Mimpi bukan sekadar “bunga tidur” seperti yang sering kita dengar. Ia adalah perpaduan antara gambaran, pikiran, dan emosi yang hadir saat otak kita sedang beristirahat. terutama pada fase tidur REM (rapid eye movement).

Pada tahap ini, napas jadi lebih cepat, mata bergerak lincah di balik kelopak, dan otak memproses potongan-potongan informasi menjadi “film” yang kita tonton dalam tidur.

Kadang mimpinya indah, membangkitkan semangat, membuat tidur lebih nyenyak. Kadang justru membingungkan. Alur lompat-lompat, tidak masuk akal, tapi entah kenapa meninggalkan rasa yang begitu nyata.

Menurut teori J. Allan Hobson dan Robert McCarley, mimpi tercipta karena pusat emosional otak, seperti amigdala dan hipokampus, memproses impuls listrik acak.

BACA JUGA:5 Arti Mimpi Menikah dengan Orang yang Kamu Kenal, Jangan Dianggap Biasa!

Sigmund Freud bahkan menyebut mimpi sebagai “pemenuhan terselubung dari keinginan yang tertekan,” dengan dua lapisan: konten nyata (gambar mimpi itu sendiri) dan konten laten (makna tersembunyi).

Lalu, apa bedanya mimpi baik dan mimpi buruk?

1. Mimpi Baik: Hadiah dari Hari yang Menyenangkan

Mimpi baik sering muncul ketika kita mengalami hal-hal positif di kehidupan nyata. Entah itu momen bersama keluarga, nostalgia masa indah, atau sekadar hati yang sedang damai. Efeknya? Tidur lebih pulas, bangun lebih segar, dan mood di pagi hari meningkat.

2. Mimpi Buruk: Cerminan Kecemasan dan Ketakutan

Sebaliknya, mimpi buruk bisa dipicu rasa takut atau stres sebelum tidur. Misalnya, menonton film horor larut malam atau mengalami kejadian yang membuat cemas. Otak kita akan “meminjam” potongan memori itu dan memproyeksikannya di alam mimpi.

Uniknya, sebagian besar orang jarang mengingat detail mimpi buruknya karena otak tidak menyimpan hal-hal yang dianggap tidak penting atau terlalu berantakan.

Cara Mengurangi Mimpi Buruk

Beberapa kebiasaan bisa membantu: hindari kafein dan alkohol sebelum tidur, kelola stres, obati gangguan mental yang sedang dialami, dan perbaiki kualitas tidur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: