Keberagaman latar belakang para peserta membuktikan bahwa semangat kewirausahaan bisa lahir dari mana saja --dari panggung hiburan, ruang kelas, hingga pelosok daerah-- selama ada tekad untuk maju dan cinta terhadap produk Indonesia.
BACA JUGA:Hearts2Hearts Ramaikan Iklan Shopee 9.9 Super Shopping Day, Jingle Catchy Bikin Netizen Ikut Nyanyi
--
Kisah Rusman, pemilik brand Dthree, menjadi salah satu momen paling menyentuh di panggung Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas. Ia memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya setelah kehilangan sang anak --peristiwa yang mengguncang hidupnya sekaligus mengubah cara pandangnya terhadap arti keluarga dan waktu.
Sebelumnya, Rusman dikenal sebagai sosok pekerja keras yang sepenuhnya fokus pada karier, hingga jarang memiliki waktu untuk orang terdekatnya. Namun, kepergian sang buah hati menjadi titik balik yang menggerakkan hatinya untuk membangun usaha yang berlandaskan nilai kekeluargaan.
Melalui Dthree, Rusman berupaya menghadirkan produk yang tak sekadar komersial, tetapi juga mencerminkan makna kebersamaan dan kasih dalam setiap karyanya. Keselarasan antara visi bisnis dan nilai kehidupan yang dipegang teguh membuat kisah Rusman begitu berkesan.
Konsistensinya dalam mengedepankan makna di balik produk berhasil mengantarkannya meraih Golden Star dari Lizzie Parra pada episode perdana. Sebuah penghargaan yang tak hanya mengakui kualitas bisnisnya, tetapi juga ketulusan perjuangan di baliknya.
Tantangan kedua berlanjut: Membuat produk bertema Nusantara
Memasuki tantangan kedua, para finalis Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas kembali diuji kreativitas dan daya inovasinya. Dari 20 peserta yang tersisa, kini hanya 10 Jagoan UMKM terbaik yang melangkah ke babak selanjutnya dengan misi baru: menciptakan produk bertema “Cinta Indonesia.”
BACA JUGA:Iklan Shopee 9.9 Super Shopping Day Bareng Hearts2Hearts Banjir Pujian, Fans Janji Tak Akan Skip!
Dalam episode ini, setiap peserta tidak hanya ditantang menghadirkan produk yang mencerminkan kekayaan budaya Nusantara, tetapi juga menyusun strategi pemasaran yang efektif agar produk mereka mampu menembus pasar yang lebih luas. Tantangan ini menjadi ajang pembuktian, bahwa produk lokal bisa tampil berkelas tanpa kehilangan identitas keindonesiaannya.
Ragam ide kreatif pun bermunculan. Zenitha menghadirkan hijab sablon bermotif rumah adat yang memadukan nilai tradisi dan gaya modern. Hirakiya memperkenalkan tas seni bordir dengan motif khas Priangan yang elegan dan bernuansa etnik.
HomLiv menampilkan inovasi alat masak berbalut sentuhan batik yang memperkaya nuansa dapur Nusantara. Sementara DS Modest melangkah lebih jauh dengan menciptakan sajadah travel inovatif yang dilengkapi kode QR untuk menentukan arah kiblat, serta gantungan kunci akrilik bertema kekayaan budaya Indonesia yang bisa dikustomisasi sesuai selera pengguna.
Tantangan ini bukan sekadar kompetisi menciptakan produk, melainkan panggung bagi para pelaku UMKM untuk menegaskan bahwa semangat Cinta Indonesia dapat tumbuh dari kreativitas, kearifan lokal, dan kebanggaan terhadap warisan budaya sendiri.
Ketegangan kompetisi semakin terasa saat Haykal Kamil, Creativepreneur sekaligus Founder ZM Zaskia Mecca, hadir sebagai juri tamu di episode kedua. Kehadiran Haykal membawa perspektif segar sekaligus tantangan baru bagi para finalis, khususnya bagi Dthree, yang menampilkan abaya dengan sentuhan motif batik di bagian tangan sebagai bentuk interpretasi tema Cinta Indonesia.
Namun, setelah sukses besar dan meraih Golden Star di episode pertama, Dthree kini harus menghadapi kenyataan pahit: penampilannya kali ini belum mampu memenuhi ekspektasi tinggi para juri.