TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Kadang kita tanpa sadar sedang hidup di sekeliling manusia jahat yang menguras energi. Seperti pepatah Ibrani kuno “Tidak semua yang memberi cahaya adalah api. Beberapa hanya bersinar untuk membutakanmu.”
Kalimat itu sederhana, tapi dalamnya luar biasa. Kadang sesuatu tampak memberi kita terang, padahal justru membuat kita kehilangan arah. Begitu juga dengan manusia --tak semua yang terlihat hangat dan penuh perhatian benar-benar tulus.
Ada orang-orang yang hadir bukan untuk mencintai, melainkan untuk menguras energi hidupmu perlahan. Mereka tersenyum lembut, berbicara manis, seolah membawa ketenangan, tapi tanpa sadar, kamu mulai kelelahan setiap kali mereka pergi. Energi emosionalmu habis, jiwamu menipis, dan semangatmu memudar.
Kalau kamu merasa hal ini mulai terjadi, bisa jadi kamu sedang hidup di dekat manusia berhati jahat --sosok yang beracun secara halus, yang menghisap ketenanganmu tanpa kamu sadari.
BACA JUGA:5 Tanda Doi Sebenarnya Nggak Cinta Kamu, Cuma Pandai Berkata Manis
Berikut tujuh tanda yang menunjukkan kamu sedang dikelilingi manusia seperti itu, seperti dirangkum dari kanal YouTube Soul Sync, Minggu 19 Oktober 2025:
1. Mereka Membuatmu Meragukan Dirimu Sendiri
Awalnya, kamu merasa aman, dimengerti, bahkan diperhatikan. Namun seiring waktu, kamu mulai bingung: apakah kamu terlalu sensitif, terlalu reaktif, atau terlalu emosional?
Itu bukan kebetulan. Itu adalah gaslighting --bentuk manipulasi halus yang membuatmu meragukan persepsimu sendiri.
Mereka pelan-pelan menggoyahkan keyakinanmu terhadap realitas. Dan begitu kamu mulai mempertanyakan dirimu, kamu mulai mempercayai mereka lebih dari dirimu sendiri. Itulah titik di mana kendali atas hidupmu mulai bergeser.
BACA JUGA:Cuma Dengerin Musik Bisa Dapat Saldo DANA Gratis, Aplikasi Ini Terbukti Membayar
2. Empati Mereka Hanya Topeng
Orang berhati jahat sering tampil sebagai sosok yang tampak penuh kasih dan pengertian. Mereka bisa menangis bersamamu, menatap dalam, dan berkata hal-hal yang membuatmu merasa istimewa.
Tapi empati mereka bukan kasih sayang --itu strategi.
Mereka mendengarkan ceritamu bukan untuk memahami, melainkan untuk memetakan titik lemahmu. Setiap rahasia, setiap luka, setiap keluhanmu adalah bahan bakar untuk kendali mereka di kemudian hari.