Namun niatnya bukan untuk menguatkanmu, melainkan untuk menjeratmu.
Mereka membangun ketergantungan emosional yang membuatmu takut kehilangan mereka. Setiap kali kamu mencoba mandiri, mereka akan membuatmu merasa bersalah atau egois.
Padahal sejatinya, cinta yang tulus membuatmu kuat, bukan membuatmu takut sendirian.
6. Kamu Pelan-Pelan Berubah Jadi Versi Mereka
Awalnya kamu berpikir cuma menyesuaikan diri: sedikit cara bicara, sedikit gaya berpakaian, sedikit cara berpikir. Tapi lama-lama, kamu tidak mengenali dirimu lagi.
Kamu mulai berhenti tertawa lepas, berhenti punya opini sendiri, bahkan menahan diri hanya agar tidak menyinggung perasaan mereka.
Itu bukan tanda dewasa, itu tanda dijinakkan. Jiwa yang dijinakkan bukan jiwa yang tenang --melainkan jiwa yang terpenjara dengan lembut.
BACA JUGA:8 Ciri Pasangan Selingkuh! Begini Cara Mengetahui Doi Selingkuh Atau Tidak
7. Mereka Tidak Bisa Tumbuh, Jadi Mereka Menghalangimu
Beberapa orang tidak mampu menyalakan cahaya mereka sendiri. Jadi, alih-alih belajar menyala, mereka memadamkan cahaya orang lain.
Ketika kamu mencoba tumbuh, mereka akan mengingatkanmu pada rasa bersalah: “Kamu berubah.” “Kamu sombong.” “Kamu udah nggak kayak dulu.”
Mereka memujimu saat kamu di bawah, tapi mulai menjauh saat kamu bersinar. Mereka takut kehilangan kendali yang selama ini mereka miliki atasmu.
Dan pada akhirnya, cinta mereka bukan pelukan, tapi rantai yang dibungkus dengan kata “sayang.”
Kesimpulan
Berada di dekat manusia berhati jahat itu seperti berdiri di bawah cahaya yang membakar perlahan. Hangat di awal, tapi mematikan di akhir.
Mereka mungkin tampak seperti penyelamat, padahal sesungguhnya penghisap --bukan darahmu, tapi jiwamu.