Fakta Retaknya Kepemimpinan Babel Terbongkar, Koruban Belitung Buka Suara

Kamis 13-11-2025,01:13 WIB
Reporter : Redaksi BE
Editor : Redaksi BE

“Diskusi ini kami gagas karena kami merasa khawatir, prihatin, dan sangat memalukan keadaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang sudah berusia seperempat abad atau 25 tahun,” ujarnya.

Ia menambahkan, sedangkan sikap gubernur dan wakil gubernur seperti anak kecil saling cakar mencakar, tak harmonis dan tidak adanya kekompakan.

BACA JUGA:Pemkab Belitung Mutasi 7 Pejabat Eselon II, Berikut Daftarnya

"Dan ini menandakan provinsi ini berjalan tidak normal. Hal seperti ini tentunya merugikan masyarakat dan menghambat kemajuan pembangunan di Belitung," katanya.

Soehadi juga menegaskan pentingnya komitmen moral dalam memimpin. Menurutnya, keteladanan pemimpin adalah kunci utama keberhasilan pembangunan daerah.

Ia berharap ke depan, Gubernur dan Wakil Gubernur dapat mengesampingkan ego masing-masing demi kemajuan Babel dan kepercayaan masyarakat yang telah memilih mereka.

Diskusi yang digagas Koruban ini menjadi momentum reflektif bagi seluruh elemen masyarakat. Selain membahas dinamika politik di tingkat provinsi, forum ini juga menyinggung pentingnya menjaga keseimbangan.

Pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi, pariwisata, dan kelestarian alam di Bangka Belitung --terutama di Belitung yang kini menjadi ikon pariwisata nasional.

BACA JUGA:Kilas Balik 25 Tahun Babel, Komite Reformasi Diskusi Bahas Kepemimpinan dan Masa Depan Belitong

Koruban menilai, jika kondisi disharmoni ini terus berlanjut, akan sulit bagi pemerintah provinsi untuk memimpin secara efektif dan menarik investasi. Khususnya di sektor pariwisata yang sangat bergantung pada citra kepemimpinan yang stabil.

Melalui forum ini pula, masyarakat diingatkan kembali akan pentingnya memiliki pemimpin yang mampu bekerja sama, berpikir visioner, serta berkomitmen menjaga nilai-nilai Serumpun Sebalai --falsafah yang menjadi dasar persatuan masyarakat Bangka Belitung.

Koruban berharap hasil diskusi ini dapat menjadi bahan introspeksi bagi para pemangku kepentingan agar Babel tidak terjebak dalam konflik politik yang merugikan rakyatnya sendiri.

Sebaliknya, mereka didorong untuk kembali membangun komunikasi, mengutamakan pelayanan publik, dan menjaga keutuhan pemerintahan daerah demi masa depan Belitung dan Babel yang lebih baik.

BACA JUGA:Jenderal Kostrad Bongkar Tambang Ilegal Rp12,9 Triliun di Bangka Tengah, Nama-Nama Besar Terseret

Kini, ketika Babel memasuki usia ke-25, publik menantikan pemimpin yang mampu menyatukan visi. Sebab, usia seperempat abad bukan lagi waktu untuk berkonflik, tetapi momen untuk meneguhkan arah masa depan Bangka Belitung sebagai provinsi yang maju, harmonis, dan berdaya saing.

Jika konflik di puncak pemerintahan tak segera diselesaikan, bukan tak mungkin kepercayaan masyarakat akan menurun dan pembangunan daerah terhambat. Koruban berharap momentum 25 tahun Babel ini menjadi titik balik bagi rekonsiliasi politik dan kebangkitan moral kepemimpinan.***

Kategori :