Dampak Mental Illness terhadap Kelangsungan Hidup Remaja

Dampak Mental Illness terhadap Kelangsungan Hidup Remaja

Laya Salsabila Caesariani --

Berdasarkan data I-NAMHS (2022), Siswanto memaparkan, hanya 2,6% dari remaja yang memiliki masalah kesehatan mental menggunakan fasilitas kesehatan mental atau konseling untuk membantu mereka mengatasi masalah emosi dan perilaku mereka dalam 12 bulan terakhir. Angka ini tentunya sangat jauh lebih kecil dibanding jumlah remaja yang sebenarnya membutuhkan bantuan akan masalah mental.

BACA JUGA:Bahaya Bully Bagi Siswa SD dan Cara Pencegahannya

Di Indonesia sendiri, masalah gangguan mental atau mental illness bisa dibilang masih cukup awam, terutama jika dialami oleh para remaja. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa remaja yang sebenarnya mengalami gangguan pada mentalnya hanyalah karena sedang berada di masa pubertas. Hal ini tentunya menyebabkan dampak yang sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan hidup seorang remaja. Mereka menjadi kesulitan untuk menjalani kehidupan sosial dengan perasaan yang nyaman, memengaruhi proses pembelajaran di sekolah dan produktivitas, dan menimbulkan penyakit fisik.

Dari beberapa referensi yang penulis baca, dampak gangguan mental lainnya adalah dapat menyebabkan adanya pikiran-pikiran negatif, seperti pemikiran untuk menyakiti diri sendiri (self harm) dan lama-kelamaan seseorang yang mengalami gangguan mental akan memiliki pikiran untuk bunuh diri, serta tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan benar-benar melakukan hal tersebut. Tak sedikit juga remaja yang melakukan tindakan kriminal, seperti mencuri atau bahkan sampai melakukan pembunuhan karena mengalami gangguan mental yang akut.

Dampak-dampak seperti inilah yang bisa berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari remaja, mereka harus menghadapi gangguan mental yang mereka alami dan tentunya hal ini tidaklah mudah. Seseorang yang mengalami gangguan mental akan kesusahan dalam menjalani kehidupan, terlebih lagi bagi seorang remaja. Oleh karena itu, penulis sangat berharap akan munculnya kesadaran lebih dari masyarakat terhadap orang-orang dengan gangguan mental, terutama pada para remaja.

BACA JUGA:Generasi Muda Dalam Lingkaran Rasisme

Permasalahan ini tidak seharusnya diremehkan, melainkan masyarakat harus peduli terhadap masalah mental illness atau gangguan mental ini, karena dampak yang dihasilkan sudah sangat mengkhawatirkan. Penulis juga berharap bahwa orang-orang yang mengalami mental illness akan lebih berani untuk mengonsultasikan keadaannya kepada profesional agar tidak terjadi hal-hal tidak diinginkan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: