Wakil Ketua DPRD Babel Kecewa dengan Dindik, 2023 Tidak Ada SMA/SMK Baru di Belitung

Wakil Ketua DPRD Babel Kecewa dengan Dindik,  2023 Tidak Ada SMA/SMK Baru di Belitung

Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Beliadi --

BELITONGEKSPRES.CO.ID - Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Beliadi kecewa dengan Dinas Pendidikan (Dindik) yang tidak mengakomodir kepentingan masyarakat Pulau Belitung.

Pasalnya, Dinas Pendidikan Babel tidak mengakomodir pendirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA) baru Di Desa Lassar, Kecamatan Membalong.

Hal itu diketahui Politisi Gerindra Beliadi setelah ia membaca berita di media lokal bahwa tahun 2023 akan ada SMA baru di Babel, namun tidak ada untuk di Belitung.

Padahal kata Beliadi pembangunan SMK Membalong Kabupaten Belitung sudah direncanakan sejak lama dari Tahun 2017, lalu diketok palu anggaran tahun 2020.

"Pak Herman selaku ketua Banggar pada saat itu sangat mendukung. Bahkan ada istilah 5 - 3 porsi pembangunannya malah dilupakan oleh Dindik Provinsi Babel," sesal Beliadi, Minggu (26/2/2023).

BACA JUGA:Septian yang Hilang di Aliran Sungai Manggar Akhir Ditemukan, Begini Kondisinya

Beliadi melanjutkan, padahal ia ingat saat hibah tanah dari warga di Lassar Membalong itu sudah selesai tahun 2018. Dan masyarakat sangat berharap SMK atau SMA segera dibangun.

Sebab, jarak tempuh anak sekolah di Desan Bantan, Lassar, Simpang Rusa, Perepat dan sekitarnya yang mencapai 30 hingga 40 kilometer. Selain itu, tidak ada bus sekolah gratis yang disediakan pemerintah di sana.

Sehingga, biaya sekolah menjadi 3 kali lebih mahal. Karena orang tua murid harus membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) dan perawatan motor serta uang saku sekolah, ditambah resiko kecelakaan di jalan.

"Lebih lagi anak-anak ini terpaksa mengunakan motor, padahal banyak yang belum cukup usia memiliki SIM. Ini tidak dikaji dan jadi bahan pertimbangan oleh Kadindik dan Kacabdinnya," terangnya.

BACA JUGA:DLH Belitung Tidak Pernah Keluarkan Perizinan Aktivitas Penimbunan Tanah di Desa Aik Rayak

Oleh karena itu, Ketua DPC Partai Gerindra Beltim itu merasa bingung dengan pola pikir mereka. Sebab setelah ia konfirmasi mereka menjawab kajian Kemendikbud RI yakni jumlah siswa.

"Padahal saya tahu argumen Kacabdinya yang tidak cukup ilmu untuk menjelaskan kondisi di lapangan. Saya banyak mendengar dan mendapat keluhan dari kepala sekolah kalau kacabnya ini kurang nyambung tidak kreatif kurang pembinaan kebawa kurang turun ke lapangan maka banyak yang tidak singkron akibatnya," jelas Beliadi.

Maka, Beliadi menegaskan, ia kecewa dengan Dindik Provinsi Babel. Bahkan ia pun banyak menemui sekolah yang sudah mau ambruk di Beltim di bawah binaan Cabdin Wilayah V Belitung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: