Temuan Desa Lokus, Ternyata Ini Sumber Utama Terjadinya Kasus Stunting di Belitung Timur
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Belitung Timur Khairil Anwarsaat mengunjungi desa yang menjadi lokus stunting-Ist-
Selain itu, TPPS Kabupaten Beltim juga sudah meminta agar tiga pilar di Desa, yakni Kepala Desa, Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk turut ikut aktif memantau kondisi lokus stunting yang ada.
Pemantauan lokus stunting bertujuan agar jika ada anak yang masih sekolah dapat bersekolah dan asupan makanan yang diberikan juga lebih beragam.
Target Angka Stunting Turun 14 Persen
Wakil Bupati Beltim Khairil Anwar optimis angka stunting di Kabupaten Beltim akan turun sesuai target yakni kurang dari 14 persen di tahun 2024.
Itu mengingat berbagai tindakan atau intervensi akan terus dilakukan untuk menekan angka stunting. “Semula kita 22 persen, sekarang sudah turun jadi 16 persen. Insyaallah di tahun 2024 kita akan turun di bawah 14 persen,” kata Khairil Anwar.
Tim di tingkat pemerintah desa menurut Khairil, sudah mulai aktif untuk ikut menurunkan angka stunting. Bahkan pihak swasta juga sangat sigap untuk membantu pemerintah menangani stunting.
“Kepala Desa konsukuen. Beberapa perusahaan malah menyatakan selalu siap membantu jika ada kasus stunting,” ujar Wakil Bupati Beltim itu.
BACA JUGA:Ini Rahasia Orang China, Korea, Jepang Tetap Sehat Meski Makan Mie Instan
BACA JUGA:BKKBN RI Koordinasi Teknis Perencanaan Program Percepatan Penurunan Stunting 2024 di Belitung
Tinggal kekurangan dalam peninputan data yang masih jadi hambatan. Namun dengan kerja sama dan kerja keras data-data tersebut akan segera diselesaikan.
“Kelemahan kita di data, banyak yang tidak masuk. Data-data bantuan untuk program stunting banyak yang tidak ada di OPD sehingga susah untuk memisahkan, namun ke depan kita akan perbaiki itu,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: