Risiko Dapat Uang Scan Retina di World App: Ancaman Privasi Digital Menurut Pakar UI

Adila Alfa Krisnadhi, yang merupakan akademisi sekaligus pakar AI dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI)--(Beritasatu.com/Fahri Ali)
BELITONGEKSPRES.CO.ID - Di tengah euforia masyarakat terhadap aplikasi World App yang menawarkan imbalan finansial setelah pengguna memindai retina mata, muncul peringatan keras dari kalangan akademisi.
Seorang pakar kecerdasan buatan (AI) dari Universitas Indonesia (UI) menyoroti ancaman besar yang tersembunyi di balik penggunaan teknologi biometrik canggih ini.
Aplikasi World App, bagian dari ekosistem Worldcoin yang dikembangkan oleh Tools for Humanity, memanfaatkan teknologi pemindaian retina mata sebagai sarana verifikasi identitas digital.
Pengguna cukup memindai retina menggunakan alat khusus, lalu identitasnya dianggap terverifikasi secara unik dan global.
BACA JUGA:Viral di Medsos! Scan Iris Mata Dapat Uang dari World ID, Ini Fakta Ilmiah & Risikonya
Sebagai imbalan, pengguna mendapatkan token kripto yang dapat dikonversi menjadi uang tunai. Namun di balik tawaran menarik ini, para ahli mengingatkan adanya risiko yang tidak bisa diabaikan.
Data Retina: Unik, Permanen, dan Berisiko Tinggi
Menurut Adila Alfa Krisnadhi, akademisi dari Fakultas Ilmu Komputer UI sekaligus pakar AI, data biometrik seperti retina mata bukanlah informasi biasa.
Berbeda dengan kata sandi yang bisa diganti atau nomor identitas yang bisa diperbarui, struktur retina adalah identitas biologis permanen yang tidak dapat diubah seumur hidup.
“Kerugian mungkin tidak langsung terasa, tetapi saat kita menyerahkan data biometrik, artinya kita secara sadar melepaskan sebagian kendali atas identitas digital kita kepada pihak lain,” ujar Adila, dikutip dari Beritasatu, Kamis, 8 Mei 2025.
BACA JUGA:Indonesia Jadi Negara Paling Berkembang dan Bahagia di Dunia: Inilah Alasan di Baliknya
Secara ilmiah, retina mata tersusun dari lapisan pembuluh darah dan jaringan saraf yang membentuk pola unik pada setiap individu.
Pola ini digunakan dalam sistem retinal recognition, salah satu bentuk biometrik yang lebih akurat dibandingkan sidik jari atau wajah.
Namun justru karena keunikan dan keakuratannya, jika data retina bocor, konsekuensinya bisa sangat serius: dari pelacakan individu hingga pencurian identitas digital secara global.
Kurangnya Transparansi dan Regulasi: Celah Besar di Dunia Digital
Salah satu isu paling mengkhawatirkan menurut Adila adalah minimnya transparansi dari pihak World App terkait bagaimana data retina dikumpulkan, disimpan, dan diproses.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: