Hilirisasi Jadi Tren Investasi Baru di Belitung, Realisasi Tembus Rp1,1 Triliun

Hilirisasi Jadi Tren Investasi Baru di Belitung, Realisasi Tembus Rp1,1 Triliun

Bundaran Satam di pusat Kota Tanjungpandan, yang menjadi ikon Kabupaten Belitung--(Ist/RRI)

TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Arah baru investasi mulai tampak di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), dengan tren hilirisasi mulai tumbuh sejak tahun 2024.

Transformasi dari sektor primer ke industri pengolahan menjadi sinyal positif bagi pembangunan ekonomi berbasis nilai tambah. Jika sebelumnya investasi di Belitung banyak berfokus pada sektor-sektor berbasis bahan mentah, kini arah itu mulai bergeser ke sektor hilir.

Industri pengolahan perlahan mendominasi capaian realisasi investasi, membuka babak baru yang menjanjikan peningkatan daya saing dan nilai ekonomi di tingkat lokal.

Data Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perindustrian (DPMPTSPP) Kabupaten Belitung mencatat, tahun 2024 menjadi titik awal pergeseran tersebut. Hal ini menunjukkan keseriusan pelaku usaha dan investor dalam mendukung industrialisasi yang berkelanjutan.

BACA JUGA:Buaya yang Ditangkap Tim Damkar BPBD Belitung Akhirnya Dilepasliarkan ke Habitatnya

“Pada 2024, tiga sektor teratas tren investasi di Belitung mulai mengarah ke hilirisasi,” kata Kepala DPMPTSPP Belitung, Ronny Setiawan melalui Kepala Bidang Perencanaan, Pengembangan Iklim dan Promosi Penanaman Modal, Septi Anggraheni, dikutip dari Antara, Senin 14 Juli 2025.

Ia menambahkan bahwa tren ini mencerminkan pergeseran pola minat investor dari sekadar mengeksploitasi bahan mentah menuju pengembangan produk setengah jadi maupun produk jadi. Menurutnya, arah ini memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian daerah dan membuka peluang industri turunan berkembang lebih luas.

Investasi Meningkat Jadi Rp1,116 Triliun

Berdasarkan data yang dihimpun DPMPTSPP, realisasi investasi di Kabupaten Belitung pada tahun 2024 mencapai Rp1,116 triliun, meningkat dibandingkan capaian pada 2023 yang sebesar Rp1,091 triliun. Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi lokal Belitung dan mulai membaiknya iklim investasi pascapandemi Covid-19.

Septi menjelaskan, pada tahun 2023, tiga sektor utama yang mendominasi investasi adalah industri makanan, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan, serta pertambangan.

BACA JUGA:Gubernur Babel Gaet Investor China, Investasi dan Pembangunan Besar Fokus di Pulau Bangka

Namun pada tahun 2024, komposisinya mulai berubah. Tiga sektor terbesar yang mencatat realisasi investasi tertinggi adalah industri mineral non-logam, pertambangan dan industri makanan.

“Setelah pandemi Covid-19, tren investasi di sektor pertambangan justru mulai naik. Sebelum pandemi, sektor ini hanya berada di posisi keempat atau kelima, sekarang naik ke posisi kedua,” jelasnya.

Hadirnya PT Green Indonesia Alumina (GIA)

Salah satu investasi besar yang tengah menjadi perhatian adalah proyek dari PT Green Indonesia Alumina (GIA), perusahaan yang bergerak di sektor hilirisasi mineral. Saat ini, perusahaan tersebut tengah berada dalam tahap penguasaan lahan, dan diharapkan akan memasuki tahap pembangunan pada tahun 2025.

PT GIA sudah beberapa kali melakukan pemaparan kepada Bupati Belitung. Saat ini masih pada tahap penguasaan lahan, dan mudah-mudahan pada 2025 akan ada perkembangan signifikan menuju tahap pembangunan,” tutur Septi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: