Waspadai Penipuan Freelance Online, Ini 5 Ciri Lowongan Abal-Abal dan Cara Menghindarinya

Waspadai Penipuan Freelance Online, Ini 5 Ciri Lowongan Abal-Abal dan Cara Menghindarinya

Waspadai Penipuan Freelance Online, Ini 5 Ciri Lowongan Abal-Abal dan Cara Menghindarinya--(freepik)

BELITONGEKSPRES.CO.ID - Masyarakat kini harus lebih waspada terhadap maraknya penipuan online berkedok lowongan kerja freelance di tengah meningkatnya jumlah pekerja lepas saat ini.

Modusnya makin rapi, memanfaatkan lowongan nama perusahaan besar, tawaran gaji besar, hingga grup komunitas yang sengaja dibuat untuk memancing korban.

Tren kerja dari rumah yang melonjak sejak pandemi Covid-19 membuat profesi freelance kian diminati. Terutama oleh generasi muda yang ingin meraih penghasilan dari perusahaan internasional tanpa harus keluar negeri.

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2024 dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mencatat sebanyak 84,2 juta pekerja informal. Di mana 41,6 juta di antaranya merupakan pekerja lepas.

BACA JUGA:31 Orang Terkaya Indonesia Juli 2025, Ini Ranking Terbaru Versi Forbes

Namun, pesatnya minat terhadap dunia freelance dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menyebar iklan lowongan kerja palsu yang berujung penipuan.

Penipuan semacam ini seringkali merugikan korban secara finansial maupun psikologis. Oleh karena itu, penting untuk mengenali ciri-ciri penipuan kerja freelance dan langkah pencegahannya.

5 Ciri Penipuan Lowongan Freelance yang Perlu Diwaspadai

1. Menggunakan Nama Perusahaan Terkenal

Penipu kerap mencatut nama perusahaan besar untuk menarik perhatian pencari kerja. Mereka bahkan membuat email, situs web, dan dokumen palsu agar tampak meyakinkan. Padahal, perusahaan yang disebutkan tidak memiliki keterkaitan dengan lowongan tersebut.

2. Menawarkan Pekerjaan Mudah dengan Gaji Tidak Masuk Akal

Waspadai iklan lowongan yang menawarkan pekerjaan sederhana seperti mengunggah gambar, menyukai konten, atau membagikan tautan namun menjanjikan gaji tinggi. Imbalan yang tidak realistis adalah salah satu ciri utama penipuan.

BACA JUGA:Kisah UMKM Binaan BRI Ikut Pameran di Singapura, Buktikan Kualitas Produk Lokal di Kancah Global

3. Mengajak Bergabung ke Grup Pesan Instan

Setelah menunjukkan minat, pelaku biasanya akan mengajak kandidat bergabung ke grup WhatsApp atau Telegram. Di dalam grup ini, mereka menyebarkan testimoni palsu dan cerita sukses fiktif dari “anggota” lain untuk mempengaruhi korban agar semakin percaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: