Kisah Juliansyah, Perupa Asal Beltim yang Menemukan Kembali Jiwa Seni Lewat 67 Lukisan Realis

Kisah Juliansyah, Perupa Asal Beltim yang Menemukan Kembali Jiwa Seni Lewat 67 Lukisan Realis

Kisah Juliansyah, Perupa Asal Beltim: Dari Senar Gitar Menemukan Kembali Jiwa Seni Lewat 67 Lukisan Realis-Istimewa-

BACA JUGA:Lewat Pameran BRI, Haluan Bali Tembus Pasar Dunia dengan Fashion Digital Berkelanjutan

Setelah itu, perjalanan melukis seakan terkubur. Bukan hilang sepenuhnya, tapi tak juga tumbuh. Dunia musik menjadi panggung utamanya, sementara kuas dan palet tertinggal di masa lalu. Hingga pada tahun 2023, sebuah pertemuan mengubah segalanya.

Juju akhirnya berjumpa dengan Mansyur Mas’ud, seniman rupa senior asal Pulau Belitong. Dari pertemuan itulah, semangat yang lama terkubur kembali muncul.

“Sejak saya bertemu Bang Mansyur, ada suatu dorongan kuat yang tak bisa saya abaikan. Seolah lukisan itu menunggu untuk saya keluarkan,” kata Juju.

Hasilnya? 67 karya lahir hanya dalam dua tahun. Setiap goresan menjadi pembuktian bahwa seni tak pernah benar-benar mati, hanya menunggu saat yang tepat untuk kembali.

BACA JUGA:6 HP RAM 8GB Harga 2 Jutaan Terbaik 2025, Baterai Awet & Kencang Buat Multitasking

Melukis Identitas, Bukan Sekadar Realisme

Juju menegaskan, karyanya bukan sekadar lukisan realis. Setiap goresan wajah, sawah, jejak tambang, hingga rimbun hutan yang ia tuangkan adalah cermin dari identitas dan jati diri masyarakat Belitong.

“Ini adalah tentang kita. Tentang Gantung. Tentang Belitong,” ucapnya dengan nada pelan, namun penuh makna.

Ia tak mencari popularitas atau gelar. Bahkan dengan rendah hati menyebut dirinya hanya seorang “pemula.” Tetapi justru karena itulah karyanya terasa jujur, lahir dari ketulusan tanpa beban.

Bagi Juliansyah alias Juju, seni adalah bahasa. Melalui bahasa itu pula, ia berhasil menemukan kembali suara dirinya yang sempat lama bungkam.

BACA JUGA:Investasi Tambak Udang di Beltim, PT VIP Janjikan 99 Persen Tenaga Kerja Lokal

Dukungan Komunitas dan Spirit Anak Muda

Pameran ini juga lahir dari semangat kolektif. Salah satu sosok kunci di balik keberanian Juju untuk tampil adalah Bellie Saputra, pemilik Cafe Bellville Billitone yang sejak awal jadi penyemangat.

“Kalau bicara formal di depan banyak orang tentunya saya masih canggung. Tapi semangat berkarya itu mulai tumbuh lagi,” ujar Juju.

Bellie berharap pameran ini menjadi pemantik bagi generasi muda Beltim khususnya dan Pulau Belitung umumnya untuk tidak takut berekspresi.

“Pameran lukisan realis ini bukan hanya tentang Juju, tapi tentang kita semua. Tentang apa yang bisa kita buat jika mau percaya pada potensi diri,” ucap pemuda itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: