Eril memilih tinggal di rumah itu ketika orang tua mereka pindah ke rumah dinas gubernur Jabar. Eril ingin mandiri. Ia punya usaha kecil-kecilan. Salah satunya: menyewakan mobil VW untuk pengantin. Kadang ia sendiri yang menjadi sopirnya.
Eril tidak mengikuti jejak bapaknya sebagai arsitek. Tapi ia ikut cara sang ayah untuk melanjutkan pendidikan. Ia ke Swiss antara lain untuk mencari beasiswa S-2. Ia akan berhasil –seandainya tidak tenggelam pagi itu. Sudah garis tangannya: lahir di Amerika, meninggal di Eropa. (Dahlan Iskan)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Stres Lois
Lukman bin Saleh
Selamat jalan dr. Lois. Selamat beristirahat. Semoga tenang d sana. Untuk kita yg masih hidup-entah sampai kapan. Semoga ini mengingatkan kita kembali bahwa kanker serviks adalah penyebab kematian no. 2 wanita d Indonesia. Sekitar 7.000 wanita meninggal pertahun krn kanker ini. Ini tdk boleh d biarkan. Kita sama2 bersuara agar diadakan vaksin pencegah kanker serviks secara intensif. Meski tak seintensif vaksin Covid. Tp angka 7.000 pertahun itu tdk boleh kita abaikan. Mereka terlalu berharga bg para suami dan anak2nya…
Suwito Intarso
Covid 19 memunculkan tokoh-tokoh fenomenal seperti dokter Terawan, dokter hewan Indro, dokter Louis. Mereka berani berbeda dengan prinsip yang diyakininya. Dan akan selalu ada orang-orang seperti itu disetiap peristiwa.
Robban Batang
Waktu itu, ada lebih dari lima ‘Wey A’ Grup yang terdapat postingan video podcast Bu dr Lois dengan Babeh Ali Ridha. Dari grup RT ,grup alumni sekolah sampai grup pengajian.Hanya grup alumni TK yang tidak ada .Tidak ada yang posting di sana karena grupnya saja tidak ada. [[[ space untuk : emoticon wajah ditutup tangan karena tersipu,dan lima gambar tangan tertangkap,maksudnya punten,maaf,just kidding]]] Yang posting,dari yang cerewet komen sampai yang lama tidak pernah komen.Dari grup yang biasa rame sampai grup yang nyaris hilang karena tertumpuk postingan baru . Ada yang sedikit komen,”benarkah seperti itu”, “benar juga ya”, ada juga yang langsung komen”Hoax”,tanpa cuih. Tapi lebih banyak yang berlalu begitu saja tanpa komen. Dari banyak yang posting seolah banyak yang setuju dengan pendapat dr.Lois.Entah semua pendapatnya entah hanya beberapa poin saja.Dan banyak yang tanpa komen seolah membenarkan atau juga malah bingung,”benar juga ya”tapi koq berita yang beredar di media ,sosmed sampai rasan-rasan di warung,arisan,pengajian,tongkrongan di perempatan dll koq seperti itu. Koq ada juga tetangga bahkan saudara yang konon kena Corona .Bahkan sampai meninggalnya pun tak boleh ada yang melayat.
Alon Masz Eh
Lagi mumet tensi meninggi, nyiur menyinyir tak terkendali. Yok mimik bodrex, jgn lupa tukune kudu pake resep dokter. Wong pil temulawak ae jebus nylathu copy resep ho
Pryadi Satriana
“Stres Lois.” Judul itu framing dr. Lois kena kanker karena stres, mengikuti PERKIRAAN Hasan. Padahal sudah ada keluhan sejak awal 2016, pernah dioperasi, dan setiap berhubungan ada bercak darah. Tulisan Dahlan Iskan hari ini ‘jian’ ngawur tenan. Gak pantes ditulis seorang jurnalis senior penyandang gelar “Profesor Doktor”. Pak DI hari ini saya beri julukan baru: “Mbah Koplak.” Itu “hadiah” untuk tulisan hari ini dan julukan itu hanya terkait tulisan ‘jenengan hari, jadi juga hanya berlaku hari ini saja. Semoga legowo. Sehat selalu.
bagus aryo sutikno
Menurut pengakuan suaminyi, jare Disway, dr Louis usai podcast mengalami tekanan yg luar biasa besar. Tekanan berbanding lurus dengan gaya, jadi dr Louis mengalami tekanan yg besar karena kebanyakan gaya. Maafkan daku daeng Hasan, Rest in Peace dr Louis. Sejak hari ini anda bisa damai dan tidak perlu memikurkan koalisi dan kenaikan harga.