Hindari Dulu Paracetamol Sirup Pada Anak, Ada Kaitan dengan Ginjal Akut Misterius

Rabu 19-10-2022,23:32 WIB
Editor : Yudiansyah

BELITONGEKSPRES.CO.ID - Baru-baru ini paracetamol sirup pada anak sedang diteliti karena bisa saja dikaitkan dengan penyakit ginjal akut misterius.

Karena itu, para orang tua diminta hindari dulu obat penurun demam Paracetamol sirup pada anak. Meskipun ketika demam, anak umumnya diberikan obat tersebut untuk penurun demam. 

Ketua Pengurus IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA (K) mengatakan, sejauh ini paracetamol adalah obat umum untuk penurun demam. Dan khusus untuk anak biasanya diberikan jenis sirup.

“Akan tetapi soal obat Paracetamol dikaitkan dengan penyakit ginjal akut misterius belum ada konklusi atau mengarah pada satu kesimpulan ke arah sana ya,” kata dr Piprim dalam keterangan virtual, Selasa (18/10).

BACA JUGA:Rekonstruksi Kasus Pengeroyokan Maut di THM Karaoke SL, 28 Adegan Diperagakan

Mengapa belum pasti disebabkan oleh Paracetamol sirup? Sebab menurutnya tak semua anak dengan penyakit ini memiliki riwayat pernah diberikan paracetamol sirup.

“Ada satu kasus di mana anak ini tiga orang kakaknya demam, dan diberikan paracetamol sirup. Mereka enggak apa-apa. Tapi adiknya, enggak diberi Paracetamol, malah kena ginjal akut dan meninggal. Nah makanya, kami belum bisa menyimpulkan bahwa ini karena paracetamol sirup,” paparnya.

Namun belajar dari kasus yang terjadi di Gambia, Afrika, karena dampak obat flu dan batuk dengan Paracetamol yang mengandung Etilon-Glikol, maka ia menyarankan para orang tua untuk menghindari Paracetamol sementara.

Akan tetapi sejauh ini di Indonesia belum ada larangan dan semuanya soal obat adalah wewenang Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

BACA JUGA:Pelanggar Lalu Lintas Selama OZM 2022 di Belitung Didominasi Pengendara Motor

“Kami hanya menganjurkan waspada dini. Jadi kalau dari rapat Kementerian Kesehatan, upaya kewaspadaan dini ya nanti saja dilanjutkan minum obatnya. Paracetamol sirup masih diteliti. Ini demi kewaspadaan dini, nanti saja bisa dilanjutkan. Namun belum ada kepastian soal itu,” sebut dr Piprim.

Kategori :