Sedangkan, Pemkab Belitung menargetkan, produksi lada di Belitung pada tahun 2023 mencapai 2.500 ton.
BACA JUGA:Beliadi Penuhi Janji Kunjungi SMAN 1 Manggar, Temukan Plafon dan Atap Rusak
BACA JUGA:Pengadilan Agama Tanjungpandan Gelar Pertemuan dengan LAMBEL, Terkait Isbat Nikah Massal
"Kami optimis target ini tercapai melalui kegiatan rehabilitasi tanaman lada saat ini," terangnya.
Kemudian, mereka juga mendorong mendorong petani untuk melakukan diversifikasi produk, sehingga nilai jual produk meningkat.
Karena itu, petani lada dihimbau tidak menjual lada dalam bentuk mentah namun ditingkatkan menjadi produk olahan.
"Hal ini dilakukan agar nilai jual lada tersebut menjadi lebih tinggi dan hasilnya bermanfaat bagi petani," ujarnya.
Hamzah mencontohkan, petani dapat mengolah lada tersebut menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah. Seperti lada bubuk, lada biji kualitas premium atau kopi lada dan produk lainnya.
BACA JUGA:Yuk Ramaikan, Ada Bazar UMKM di Kampong Reklamasi Desa Selinsing
BACA JUGA:Anjlok, Peternak Ayam Mandiri Belitung Minta Satgas Pangan Stabilkan Harga
"Sehingga petani ke depannya tidak menjual lada dalam bentuk mentah yang dikemas dalam karung, melainkan menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah," katanya.
Menurut Hamzah, tidak menutup kemungkinan jika lada dikirim atau diekspor dalam bentuk mentah, lada akan dioplos oleh negara tujuan.
"Kemudian lada diekspor lagi ke luar negeri dengan menjadi produk mereka. Padahal sebenarnya lada itu diimpor dari Indonesia termasuk Belitung," tukasnya.
Dia menambahkan, guna mendukung program diversifikasi produk lada tersebut pihaknya telah menyalurkan bantuan kepada petani lada.
BACA JUGA:Cabuli Bocah Perempuan, Pria Asal Lampung Diringkus Satreskrim Polres Belitung
BACA JUGA:Wabup Belitung Ucapkan Selamat HPN 2023, Isyak Meirobie: Pers Semakin Profesional