Tulang Lama

Tulang Lama

Tahun berganti tahun. Sang ibu kian putus harapan. Sepuluh tahun berlalu. Dua puluh tahun. Tiga puluh tahun. Empat puluh tahun.

Kota-kota pun berubah. Perumahan kian banyak. Kota-kota kecil baru tumbuh di sekitar kota besar. Daerah semak belukar di pinggir kota banyak yang jadi real estate. Dengan rumah-rumah bagus. Halaman luas. 

Area luar kota Houston pun jadi perumahan jenis ini. Yang dulunya hutan belukar banyak yang jadi perumahan bagus. 

Salah satu rumah baru itu dijaga oleh anjing jenis German Shepherd. Pemilik rumah itu ingin aman sehingga membeli anjing jenis mahal itu. 

Inilah jenis anjing yang diternakkan secara khusus. Sejak tahun 1890-an. Di Jerman. Maksudnya: agar selalu melahirkan keturunan yang memiliki kemampuan khusus: kuat, cepat, cerdas dan, terutama, punya kemampuan penciuman yang tajam.

Awalnya tujuan ”penciptaan” anjing German Shepherd adalah ini: untuk mendapat anjing  menggembala domba yang hebat. Agar domba –mata pencaharian orang Jerman masa nan lalu– aman dari pemangsa. Termasuk dari pencurian.

Zaman itu jenis anjing terlalu banyak. Maka ada keinginan untuk menstandarkan anjing. Dibentuklah perkumpulan anjing. Maksudnya: perkumpulan manusia untuk anjing. Dalam perjalanannya terlalu banyak pendapat di perkumpulan itu –padahal belum ada grup WA saat itu. Akhirnya mereka bertengkar. Pecah. Bubar.

Max Emil Friedrich von Stephanitz, salah satu anggotanya, jalan terus. Sarjana peternakan inilah yang melahirkan jenis anjing German Shepherd: anjing gembala.

Berarti anjing German Shepherd yang menjaga rumah baru di perumahan baru luar kota Houston itu sudah keturunan yang ke-20 atau ke-30 dari yang diciptakan Max Emil –(inilah kalimat terpanjang dalam sejarah 4 tahun Disway. Begitu sulit menulis kalimat panjang seperti itu. Padahal bisa ditulis dengan kalimat yang lebih pendek –kalau tidak percaya cobalah sendiri).

Rupanya anjing cerdas nan galak itu mencium sesuatu di pojok halaman rumah juragannya. Ia benar-benar cerdas. Ia benar-benar galak. Yang cerdas biasanya memang galak. Anjing itu menyalak-nyalak. Gelisah. Mondar-mandir. Terus saja tidak mau pergi dari bawah pohon yang masih dipertahankan hidup di halaman belakang rumah itu. Ia cakar-cakarkan kakinya. Ia menemukan sesuatu. Menyalak lagi. Lebih keras.

Sang anjing menemukan tulang tangan manusia. Tulang lama.

Itu tahun 1981.

Polisi turun tangan. Dilakukanlah penggalian. Tidak hanya tangan. Ditemukan juga tulang lainnya. Lengkap. Tulang seluruh badan manusia. Bahkan ditemukan lagi tulang perempuan. Juga lengkap. Seluruh badan.

Perlu waktu 40 tahun untuk menjelaskan siapa pemilik tulang itu dan mengapa sampai ada di bawah pohon itu.

Yang laki-laki –seperti ditulis harian Houston Chronicle pekan lalu– meninggal karena ada pukulan di bagian leher. Sedang yang perempuan mati akibat dicekik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: