Tulang Lama
Pepatah Tiongkok : 生為行而死為歸 Hidup adalah perjalanan dan kematian adalah kembali Untuk yang masih hidup, hati-hati di jalan. Jangan lupa siapkan bekal untuk pulang suatu saat nanti.
Johannes Kitono
Tulisan Arus Eril di Disway secara detail membawa pembaca menelusuri liku liku sungai Aare. Suatu bukti riset mendalam yang dilakukan juragan Disway setingkat bahkan diatas uncle Google. Tentu akan menarik seandainya Disway juga bisa menyajikan liku liku Bengawan Solo dimana Djoko Tingkir pernah menaklukkan 40 ekor buaya beneran, bukan buaya darat. Pasti lebih menarik lagi ketemu lokasi landingnya pesawat Garuda di Bengawan Solo oleh pilot yang seharusnya menjadi Super Hero. Semua penumpangnya selamat dan hanya ada satu korban jiwa, seorang Pramugari. Kalau mau bahas liku liku sungai Kapuas yang panjangnya 1.145 km juga menarik. Di tempat tempat tertentu seperti di Limbung dekat Suka Lanting atau Padang Tikar, lebar sungai tsb lebih dari 1 km. Disway mungkin perlu 3 bulan untuk menulis tentang sungai di Indonesia. Akhirnya untuk mengenang Eril, alangkah baiknya keluarga Bp.RK mendirikan Yayasan Eril yang fokus melakukan advokasi keselamatan berenang di sungai, baik di Indonesia maupun di dunia. Semoga Eril Rest In Peace !!!
Er Gham
Saat SD, lupa kelas berapa, pernah diharuskan berbaris di sepanjang jalan. Untuk sekedar ‘dadah’ menyambut tamu negara. Menunggu ber jam jam di siang hari yang panas. Konsumsinya hanya 1 buah permen. Dan mobil mobil itu hanya lewat begitu saja. Pulangnya demam. Mungkin karena tidak makan dan minum. Semoga tidak ada lagi mobilisasi seperti itu. Biarkan saja berupa spontanitas dari warga. Warga yang memang bahagia atau terdorong untuk menyambut di pinggir jalan. Tanpa instruksi.
Dahlan Batubara
Saya dan kawan2 sering menangkap ikan di sungai Batang Gadis dan sungai Batang Angkola di Mandaling, Sumut. Lebar sungai berbeda2 di masing2 titik. Ada yg sekitar 50 meter, ada 80 meter. Kedalaman jg beda2 antara 2 hingga 8 meter. Arusnya sering dilirik investor utk PLTA. Dalam pandangan kami, ada 3 kategori arus sungai: tenang, deras, sedikit deras. Yg paling sulit direnangi justru arus tenang, jauh lebih lelah dibanding merenangi arus deras. ARUS TENANG: Kita harus mengerahkan seluruh tenaga untuk melajukan tubuh. Risikonya: kita kisa kehabisan tenaga sebelum mencapai tepian, padahal kaki tak bisa mencapai dasar sungai yg dalam. Orang yg kurang cakap bisa lemas di tengah sungai, air masuk ke hidung, pingsan. ARUS DERAS: tubuh didorong arus (sehingga tak butuh mengerahkan tenaga mendorong tubuh), tetapi kecepatan hanyut tubuh terlalu laju sehingga kita sulit menghidari tabrakan/benturan tubuh dgn benda2 keras yg bercokol di sungai semisal batang katu atau bebatuan besar. Bahkan bisa terperagkap masuk ke bawah tumpukan kayu di dalam sungai. ARUS SEDIKIT DERAS: tubuh didorong arus dgn tenang (dan kita juga tak butuh mengerahkan tenaga mendorong tubuh). Kita hanya butuh tenaga kecil mengayuhkan telapak tangan “menyetir” derajat arah agar arah hanyut menyerong menuju tepian. Kami selalu pilih arus yg agak deras. Kami menanangkap ikan dengan tangan di liang tebing sungai. Atau di tengah sungai jika ada bebatuan di tengah sungai. Ikan suka berada di rongga antar batu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: