Presiden akan Hentikan Ekspor Timah, Kapan Waktunya? Ini Kata Jokowi

Presiden akan Hentikan Ekspor Timah, Kapan Waktunya? Ini Kata Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi)-- (YouTube Sekretariat Presiden)

BELITONGEKSPRES.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana akan hentikan ekspor bahan mentah timah, yang membuat galau penambang di Bangka Belitung (Babel).

Namun, untuk waktu hentikan ekspor timah Presiden Jokowi belum memastikan kapannya. Sebab saat ini masih dalam proses penghitungan yang matang.

Demikian disampaikan Jokowi saat meninjau proyek smelter berteknologi Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt Furnace yang dikerjakan PT Timah Tbk di Babel, Kamis (20/10) kemarin.

Kata Presiden, jika penghitungan sudah selesai dan matang, maka akan segera diumumkan. Hal ini dilakukan sebagai komitmen pemerintah untuk serius terhadap hilirisasi timah.

BACA JUGA:Babel Paling Terdampak Jika Ekspor Timah Distop, Kementerian ESDM Masih Evaluasi

“Baru dihitung, akan kita stop kapan, baru dihitung. Nanti kalau hitungannya sudah matang, ketemu kalkulasinya, akan saya umumkan. Setop, misalnya tahun depan, atau stop tahun ini, bisa terjadi,” papar Jokowi dilansir dari jawapos.com.

Dijelaskan Presiden Jokowi, keran ekspor yang akan disetop tidak hanya berlaku untuk smelter milik BUMN tetapi berlaku juga untuk swasta. 

Menurut dia, dengan ditutupnya keran tersebut maka komoditas tambang bisa masuk ke industri hilirisasi agar bisa meningkatkan nilai tambang di dalam negeri dan lapangan kerja bisa bertambah luas.

Adapun smelter yang ditinjau Jokowi ini ditargetkan akan rampung pada November 2022. Operasional smelter tersebut diproyeksikan bisa menambah efisiensi di kisaran 25 persen sampai 34 persen.

BACA JUGA:PLTT Pemicu Utama Hilirisasi Timah, Nasib Babel Jika Ekspor Timah Distop?

Proyek Ausmelt Furnace menjadi smelter pertama yang dimiliki PT Timah dalam beberapa dekade terakhir. 

Smelter tersebut dilengkapi dengan teknologi terbaru dengan kemampuan mengolah atau melebur konsentrat bijih timah dengan kadar paling kecil 40 persen atau kategori low grade.

Jokowi berharap, keberadaan smelter ini akan membuat hilirisasi timah bisa meniru apa yang sudah dilakukan pada nikel. Untuk diketahui, ekspor bijih nikel sudah distop sejak Januari 2020.

Tak hanya Nikel, Jokowi berencana untuk menyetop ekspor timah, termasuk juga bauksit. Terkait rencana penyetopan ekspor ini, Jokowi terhitung sudah beberapa kali memberikan sinyal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: jawapos.com