BPBD Babel Minta Warga Mewaspadai Fenomena Suhu Panas, Ingatkan Bahaya Sinar Ultra violet
Kepala Pelaksana BPBD Babel Mikron Antariksa--
"Memang panas ekstrem melanda negara-negara Asia dalam sepekan terakhir," ujar Plt Deputi Bidang Klimatologi, Dodo Gunawan di Jakarta.
Dikatakannya, Indonesia tidak mengalami gelombang panas, namun suhu maksimum udara permukaan masih tergolong panas.
Pihak BMKG juga menyatakan, ada 5 penyebab suhu panas di Indonesia sepekan terakhir.
Ditambahkan, Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, suhu panas sekarang ini akan mencapai 36-37 derajat untuk di beberapa wilayah di Tanah Air.
Meski tinggi, namun suhu Indonesia tak akan mencapai gelombang panas seperti Bangladesh yang mencapai 51,2 derajat, India atau Thailand 44,6 derajat.
Kembali ke soal penyebab suhu panas. Pertama, dinamika atmosfer yang tidak biasa hampir di seluruh wilayah Asia termasuk Indonesia.
BACA JUGA:Warga Muhammadiyah Diminta Tidak Terpancing Ancaman Pembunuhan dari Peneliti BRIN
BACA JUGA:Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah, Tanggapan Pakar Psikologi Forensik Perlu Disimak
Kedua, gerakan semu matahari yang menambah lonjakan panas. Ketiga, tren pemanasan global dan perubahan iklim.
Keempat, Indonesia memasuki musim kemarau (Diprediksi kisaran April - September 2023). Kelima, intensitas maksimum radiasi matahari.
Sementara untuk wilayah Asia, kembali mengutip keterangan Dodo, menyampaikan Kumarkhali, kota di distrik Kusthia, Bangladesh, menjadi daerah terpanas dengan suhu maksimum harian yang tercatat sebesar 51 derajat Celcius pada 17 April 2023.
"Kota terpanas di Asia lainnya terjadi sebagian besarnya di Myanmar dan India," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: babelpos.id