Ini Kata Beliadi Usai Tinjau Ruas Jalan dan Alur Sungai yang Viral Saat Hujan di Damar

Ini Kata Beliadi Usai Tinjau Ruas Jalan dan Alur Sungai yang Viral Saat Hujan di Damar

Foto bersama saat kunjungan Beliadi meninjau ruas jalan di Desa Sukamandi Kecamatan Damar--Istimewa

DAMAR, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Wakil Ketua DPRD Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Beliadi meninjau pembangunan Jalan Suka Damai, Desa Sukamandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur. 

Jalan itu selalu jadi tranding topik pembicaraan di media sosial seperti Facebook, dan Instagram. Bukan tanpa alasan, sebab jalan dan rumah di sekitar ini sering tergenang air saat hujan. 

Bahkan, Anggota DPRD Babel pun sering dicerca sumpah serapah oleh masyarakat. Namun, Beliadi merasa senang kalau masyarakat masih sering mengkritik.

"Mereka marah ke saya, itu berarti masyarakat peduli dengan Babel, dan masyarakat ingin Babel lebih baik," kata Beliadi kepada Belitong Ekspres, usai peninjauan itu, Selasa (30/05).

Dalam peninjauan itu, Beliadi mengajak Kepala Desa Ibnu Majah, Camat Damar Arif Firmansyah, Dishub Beltim, dan Dinas PU Provinsi Babel.

BACA JUGA:Kamu Bakal Tercandu-candu, Berikut Link DANA Kaget Hari Ini 31 Mei 2023, Klaim Saldo Gratis Rp 75 Ribu

Ia memaparkan, jalan itu sudah dibangun mengunakan dana bantuan (Daba) APBD dan jalan itu kembali ditinggikan sekitar 35 sentimeter. 

"Hari ini saya juga panggil Dinas PU untuk menjelaskan terkait proyek tersebut," ujarnya.

Beliadi menyebutkan, berdasarkan penjelasan perwakilan pihak DPUPR Babel, jalan tersebut akan dibangun pada tahun ini. Selain itu bidang sumber daya air juga akan membangun normalisasi sungai di kawasan tersebut. 

Lalu, Politisi Partai Gerindra ini melanjutkan, pihak desa juga menjelaskan agar nanti saat normalisasi itu ada alur sungai yang sudah dibangun supaya bisa dilompati dan dilakukan pembenahan pada bagian yang belum bagus, agar lebih maksimal. 

Kemudian, Beliadi menyebutkan, berdasarkan analisis sebelumnya serta ditambah hasil dari peninjauan, bahwa pembangunan jalan yang baru saja dilaksanakan tidak akan menyelesaikan masalah. Sebab aliran air di hilir sudah tertutup tanah "loadingan" (bukaan tambang timah). 

"Dan, kegiatan tambang ini menutup aliran sungai, sehingga air tidak mengalir dan tergenang. Lalu, saat hujan membuat 17 sampai 21 rumah warga tergenang air," bebernya. 

BACA JUGA:MPL Myanmar Batal digelar, Apa Penyebab Falcon Esports Undur Diri dari Kancah Profesional?

Ia pun menjelaskan, berdasarkan hasil foto ketika kunjungan, bahwa di belakang mereka ada tumpukan tanah "loadingan" yang terlihat sangat tinggi dan lebih tinggi dari atap rumah warga. Maka, kalau normaliasasi hanya dengan  200 hingga 300 meter itu tidak akan cukup. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: