Banjir Rob Rendam Pesisir Belitung, Kejadian 2006 Kembali Terulang
Banjir Rob Rendam Pesisir Belitung, Selasa pagi 17 Desember 2024-Ist-
TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Banjir rob atau pasang air laut melanda kawasan pesisir Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) pada Selasa pagi, 17 Desember 2024.
Sejumlah wilayah yang terdampak antara lain Pantai Tanjungpendam, kawasan pasar dan pelabuhan Tanjungpandan, Desa Juru Seberang, serta beberapa daerah pesisir Belitung lainnya.
Halaman Kantor Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tanjungpandan juga turut terendam banjir dengan ketinggian air mencapai sekitar kurang lebih 40 sentimeter atau setinggi betis orang dewasa.
Eki, seorang pegawai Kantor PPN Tanjungpandan, mengatakan air laut mulai naik menggenangi halaman kantor sekira pukul 07.35 WIB, tepat saat para pegawai memulai aktivitas kerja.
BACA JUGA:Daftar 13 Promo Makanan Spesial HUT BRI Desember 2024, Banjir Diskon dan Cashback!
"Beruntung air tidak sampai masuk ke dalam ruangan Kantor PPN Tanjungpandan. Alhamdulillah, kondisinya sekarang sudah surut," ujar Eki, dikutip dari Antara Babel.
Eki menjelaskan bahwa banjir rob di Kabupaten Belitung dipicu oleh naiknya air laut yang bersamaan dengan turunnya hujan deras disertai angin kencang.
Selain merendam halaman Kantor PPN Tanjungpandan, banjir rob juga menggenangi sebagian dermaga nelayan yang digunakan sebagai lokasi bongkar muat kapal.
"Namun, alhamdulillah kondisinya tidak terlalu parah. Dermaga masih bisa digunakan, dan sekarang air sudah mulai surut," tandas Eki.
BACA JUGA:Daftar 20 Mobil Terlaris di Indonesia per November 2024, Siap Jawaranya?
Riswan (47), salah seorang nelayan yang berada di kawasan PPN Tanjungpandan, menyatakan bahwa banjir rob terakhir kali terjadi pada tahun 2006 silam.
"Kejadian ini (yang terparah) terakhir kali terjadi pada 2006, dan sekarang terulang lagi di tahun 2024 akibat cuaca ekstrem," ungkap Riswan.
Dia mengaku memilih untuk tidak melaut sementara waktu demi menjaga keselamatan, mengingat kondisi cuaca yang tidak bersahabat.
"Kalau situasinya seperti ini, kami tidak berani untuk turun melaut. Keselamatan lebih diutamakan," kata Riswan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: