ASN Belitung Timur Diduga Tipu Rp300 Juta, Calo Janjikan Anak Korban Lolos TNI

Mulyadi, ayah korban ewarga Kecamatan Sijuk yang didampingi kuasa hukumnya Wandi SH-Ist-
BACA JUGA:Siapa Akun TikTok dengan Followers Terbanyak di Dunia Saat Ini? Nomor 1 Bikin Kaget!
Tak lama setelah itu, permintaan meningkat menjadi Rp65 juta, yang diklaim sebagai biaya “untuk petinggi di Jakarta”.
Permintaan berikutnya kembali datang: Rp20 juta untuk keperluan SKBD lanjutan, disusul Rp1,3 juta dengan dalih untuk “uang makan ibu-ibu petinggi”.
Namun puncaknya terjadi ketika Andrian meminta Rp200 juta, yang disebut sebagai dana utama agar proses kelulusan menjadi perwira TNI bisa dipastikan lancar.
Merasa yakin dan tak ingin gagal, Mulyadi menyerahkan uang tersebut, meski harus menguras hampir seluruh simpanannya.
BACA JUGA:Pemkab Beltim Fokus Bangun Rumah Layak Huni, Rp4 Miliar Disiapkan hingga 2026
Jika dihitung total, uang yang telah diberikan oleh Mulyadi kepada Andrian, oknum ASN Belitung Timur mencapai hampir Rp300 juta.
Akan tetapi waktu berlalu tanpa kabar. Anak Mulyadi tidak juga diterima menjadi perwira TNI seperti yang dijanjikan.
Merasa telah tertipu, Mulyadi akhirnya memutuskan untuk menempuh jalur hukum dan melaporkan Andrian ke pihak berwajib.
"Untuk sementara kami belum bisa memberikan komentar lebih lanjut," ujar kuasa hukum korban, Wandi, saat dikonfirmasi wartawan pada Selasa, 20 Mei 2025.
BACA JUGA:Pulau Sekunyit Disiapkan Jadi Destinasi Wisata Baru Belitung Timur, Ini Alasannya
Hingga berita ini diterbitkan, Andrian selaku terlapor belum memberikan tanggapan resmi. Upaya konfirmasi melalui nomor telepon pribadinya juga tidak mendapatkan respons.
Pihak kepolisian membenarkan telah menerima laporan dugaan penipuan tersebut. Kasatreskrim Polres Belitung, Iptu I Made Yudha Suwikarma, menyampaikan bahwa laporan telah ditindaklanjuti dan proses penyelidikan sedang berjalan.
"Benar, kami sedang mendalami. Untuk perkembangan lebih lanjut akan kami informasikan," ujar Iptu I Made Yudha kepada Belitong Ekspres.
Kasus dugaan penipuan ini menarik perhatian publik, terutama karena melibatkan seorang ASN aktif dan indikasi praktik percaloan dalam proses seleksi masuk institusi negara seperti TNI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: