Kisah Juliansyah, Perupa Asal Beltim yang Menemukan Kembali Jiwa Seni Lewat 67 Lukisan Realis

Kisah Juliansyah, Perupa Asal Beltim: Dari Senar Gitar Menemukan Kembali Jiwa Seni Lewat 67 Lukisan Realis-Istimewa-
GANTUNG, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Ada suasana berbeda di sudut Cafe Bellville Billitone, Desa Gantung, Kabupaten Belitung Timur (Beltim) pada Sabtu (23/8/2025) malam. Alunan musik klasik yang biasanya mengisi ruangan perlahan berganti dengan bisikan visual.
Dari dinding-dinding kafe, 67 karya seni realis karya Juliansyah memandang balik setiap pengunjung, seolah mengajak mereka masuk ke dalam cerita-cerita kehidupan Urang Belitong.
Untuk pertama kalinya, perupa asli Kabupaten Beltim yang akrab disapa Juju itu membuka pintu hatinya kepada publik lewat pameran tunggal bertajuk “Aku dan Alam Sekitarku”.
Pameran ini tak hanya menampilkan lukisan realis, melainkan sebuah perjalanan batin yang panjang. Kisah tentang seorang seniman yang sempat terhenti selama tiga dekade, lalu kembali menemukan dirinya melalui kuas dan cat air.
BACA JUGA:67 Lukisan Realis Juliansyah Hidupkan Kembali Potret Alam dan Budaya Urang Belitong
67 Goresan, 67 Cerita Kehidupan Urang Belitong
Cerita kehidupan orang Belitong tergambar jelas dalam lukisan-lukisan Juju yang dikerjakan di atas kertas dengan teknik cat air. Goresannya halus, namun menyimpan kekuatan narasi.
Wajah-wajah masyarakat Gantung, petani yang bersahaja, penambang yang bergelut dengan tanah, hingga fragmen budaya yang mulai jarang diabadikan, semua hidup dalam karyanya.
Dalam setiap detail, ada potret tentang keseharian yang sederhana sekaligus mendalam. Juju menuturkan kisah bukan lewat kata-kata, melainkan warna dan tekstur.
Setiap kanvas seolah menyuarakan pesan: bahwa Belitong bukan hanya tentang pantai, tetapi juga tentang manusia, tanah, dan budaya yang membentuk identitasnya.
BACA JUGA:Daftar 10 HP Paling Laris di Dunia 2025, iPhone 16 Jadi Raja Pasar
Namun Karya-karya itu yang dipamerkan hanyalah permukaan, sebab di baliknya tersimpan perjalanan hidup yang panjang dan nyaris tak pernah diceritakan.
Pameran ini lahir dari proses yang berliku. Dari seorang musisi yang menyingkirkan kuasnya selama lebih dari 30 tahun sebelum akhirnya kembali pada akar seni yang lama ia tinggalkan.
Perjalanan 32 Tahun Sempat yang Terhenti
Lahir pada Januari 1967, Juju sebenarnya bukan orang asing di dunia seni. Namanya lebih dulu dikenal sebagai pemusik, dengan spesialisasi gitar klasik Barat. Seni lukis hanya sempat singgah sebentar dalam hidupnya.
“Dulunya saya sempat bikin satu lukisan tahun 1991, yang menggambarkan suasana kota di Rusia dalam balutan krisis ekonomi. Hanya satu itu, lalu berhenti,” kenang Juliansyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: