Kisah Alan Efendhi, Inovator Aloe Vera yang Menyemai Kehidupan di Lahan Gersang Gunungkidul

Alan Efendhi, inovator Aloe Vera penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2023 bidang Kewirausahaan-(Repro/Belitong Ekspres)-
Tiga tahun berselang, pada 2018, ia resmi membuat brand usaha Rasane Vera di bawah naungan Mount Vera Sejati. Perusahaan pengolahan aloe vera yang kini menjadi kebanggaan Gunungkidul.
Dari langkah kecil di pekarangan rumah, Rasane Vera tumbuh menjadi wadah pemberdayaan masyarakat desa. Seiring berkembangnya usaha, Alan berhasil merangkul petani-petani lokal sebagai mitra.
Jumlah mereka semula hanya belasan orang, sebagian besar tetangga dan kenalan yang mau mencoba menanam aloe vera di lahan mereka. Namun seiring waktu, kabar baik tentang potensi tanaman ini menyebar ke berbagai penjuru Yogyakarta.
Kini, lebih dari 125 petani mitra dari Gunungkidul, Klaten, Bantul, hingga Sleman bergabung dalam klaster binaan Rasane Vera. Mereka rutin memasok lidah buaya segar yang menjadi bahan baku utama produk-produk olahan perusahaan Alan.
Keberhasilan merangkul petani ini bukan hanya soal bisnis, tetapi juga tentang membangun kepercayaan. Alan memahami bahwa para petani butuh kepastian pasar.
Sementara perusahaannya membutuhkan pasokan berkualitas. Hubungan saling menguatkan inilah yang membuat Rasane Vera bertahan dan terus berkembang.
Dari Pekarangan Sempit ke Kebun Ribuan Meter
Alan Efendhi menerima pasokan Aloe Vera dari petani mitra--(Dok: Alan Efendhi)
Perjalanan itu bermula dari beberapa batang lidah buaya yang Alan tanam di pekarangan rumahnya di Jalan Jeruklegi, Katongan, Nglipar.
Dulu, sebelum ada Aloe Vera pekarangan rumah yang tak terurus, ditumbuhi pisang yang tumbuh semrawut. Lahan kosong yang tak menghasilkan apa-apa.
Tapi, di lahan kecil itulah ia memulai. Melakukan berbagai uji coba, mulai dari teknik penanaman, pemupukan, hingga cara mengolah lidah buaya menjadi produk bernilai tambah.
Semua ia pelajari secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi digital, membaca artikel penelitian, hingga menonton tutorial video dari petani negara lain.
Percobaan kecil itu memberikan keyakinan besar. Melihat hasil yang menjanjikan, Alan memberanikan diri membuka lahan lebih luas, mencapai 3.000 meter persegi.
Lokasi Gunungkidul yang berada di dataran tinggi, dengan sinar matahari melimpah dan kelembapan rendah, ternyata sangat cocok untuk budidaya aloe vera. Perlahan tapi pasti, tanaman hijau berduri ini menjelma menjadi simbol harapan baru bagi petani di desanya.
Di bawah naungan perusahaan Mount Vera Sejati, pria berpostur tinggi tegap itu membuka jalan bagi petani lokal untuk mendapatkan penghasilan yang lebih pasti.
Pola kemitraan yang diterapkan adalah pembinaan: petani mendapat bibit gratis serta pendampingan hingga mandiri. Hasil panen kemudian dibeli Alan dengan harga Rp3.000 per kilogram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: