Low 100 Kilo
Johannes Kitono
Datuk Low Tuck Kong adalah Entreprenur Sejati. Biarpun ada yang meragukan integritasnya menjadi WNI dengan tujuan masuk bisnis Tambang. Dan Bayans adalah perusahaan Tbk yang tentu saja bayar pajak dan sahamnya bisa dibeli siapa saja di bursa. Kita tidak usah iri krn sang Datuk lebih kaya dan bisa melihat kesempatan didepan mata. Pada tahun 1924 ,Oei Tiong Ham, konglomerat pertama di Asia asal Semarang pindah ke Singapore untuk menghindari Tax yang tidak adil dari pemerintah Belanda di Indonesia. Pemerintah justru perlu memberi rasa aman bagi Enterprenur 2 seperti Datuk Low. Mereka bisa menciptakan lapangan kerja yang dibutuhkan masyarakat. Kenapa kita harus kuatir SDA dikuras dan kekayaannya dibawa pergi ke LN. Bukankah dengan membayar Tax sesuai ketentuan ( 30 – 35 % ), pemerintah otomatis menjadi Sleeping partner atau pemegang saham kosong di perusahaan yang sukses. Datuk Low cs itu ibarat Ayam yang bisa bertelur Emas. Ambil telur emasnya saja dan jangan dipotong ayamnya.
Johan
Kisah orang sukses selalu menarik untuk diikuti. Terutama yang sukses hasil perjuangan sendiri, yang secara background pendidikan tidak mentereng dan malah kadang kurang berpendidikan secara formal. Abah DI adalah satu contoh, Datuk Low adalah contoh lainnya. Ada kesamaan diantara orang-orang sukses tersebut. Mereka punya pemikiran visioner dan berani ambil resiko, kadang disertai pengorbanan yang tidak kecil. Datuk Low berani mengorbankan kewarganegaraannya dan masuk ke pedalaman Kaltim membangun usaha. Abah DI berani mengorbankan kesehatannya dengan bekerja tak kenal waktu demi membesarkan koran yang diasuhnya. Dalam hidup ada satu masa dimana kita akan dihadapkan pada sebuah situasi mengambil keputusan besar, yang akan berpengaruh luar biasa ke hidup kita selanjutnya. Datuk Low melakukannya di umur 37 tahun, menanggalkan kewarganegaraan Singapura menjadi WNI. Langkah penting yang akan mengantarkannya menjadi seorang triliuner. Bagaimana dengan saya sendiri? Saya melakukannya di umur 30 tahun, menanggalkan celana anak gadis orang disaat perusahaan sedang goncang dan PHK besar-besaran. Dampaknya hebat, saat anak pertama lahir, status saya adalah pengangguran.
Liam Then
Saya kagum Bang Johan. Anda seorang pengambil resiko. Tapi mohon jangan di ulangi, pasti pusing besar hasilnya
Anwarul Fajri
Den bagus juga dapat 3M kok, Mingkem, Mangap Dan Monyong….hahahaha. cuk jancuk…….
Mbah Mars
Meskipun tidak pernah melihat pintu universitas, namun di beberapa pemberitaan tertulis gelar doktor di depan namanya: Dr.Low Tuck Kwong. Mungkin, seperti halnya Abah DI, ia mendapatkan doktor honoris causa dari sebuah universitas. Datok Low itu Ora tau mambu kampus, ning gawe wangi kampus. Ya, itu karena Datok Low menyalurkan bantuan sebesar 200 milyar ke ITB (100 m). UGM (50m) dan UI (50m). Saat mengucurkan bantuan kepada tiga kampus ini, banyak orang Kaltim yang “protes”, termasuk Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi. Menurut Hadi, mustinya Bayan itu bijak dalam menyalurkan bantuan. Jangan hanya mengeruk tambangnya tanpa memperhatikan masyarakat Kaltim. Memang bersedekah itu yg paling baik dimulai dari yang terdekat. Baru melebar ke yg lebih jauh. Semoga aspirasi masyarakat Kaltim didengar Datok Low.
Muin TV
Cak Nur dalam salah satu ceramahnya pernah bilang, “Katanya kuliah untuk cari ilmu… Ternyata untuk cari gelar. Setelah dapat gelar, ternyata untuk cari kerja. Setelah kerja, ternyata bukan kerja tujuannya. Tapi untuk cari duit. Lah kok ndadak muter-muter. Mbok ya dari awal langsung saja, lulus sekolah langsung cari duit.” Mungkin hasilnya seperti Datuk Low Tuck Kwong, jadi konglomerat. Wkwkwk.
Akagami Shanks
DR LOW = Kepemilikan pada BYAN (61,18%), atau sekitar Rp 110.124.539.820.000 per harga Rp54.000. Ini belum termasuk kepemilikan anak cucu, cicit, dan menatu. Juga akun nomine kalau ada.
triyoga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: