92 Lembaga PAUD Beltim Hadiri Acara Mendongeng, HUT ke-17 Himpaudi

92 Lembaga PAUD Beltim Hadiri Acara Mendongeng, HUT ke-17 Himpaudi

Anak-anak PAUD Kabupaten Beltim yang antusias mendengarkan dongeng pada peringatan HUT ke-17 Himpaudi di Auditorium Zahari MZ Beltim, Rabu (7/9/22).--

BELITONGEKSPRES.CO.DI, MANGGAR - 92 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Belitung Timur (Beltim) menghadiri acara mendongeng, di Auditorium Zahari MZ Beltim, Rabu (7/9/22).

Acara mendongeng tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke-17 Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kabupaten Beltim.

Peserta terdiri dari 18 Taman Kanak-kanak (TK) Negeri, 10 TK Swasta, 3 Raudhatul Athfal, dan 61 Kelompok Bermain yang diwakili oleh 20 anak pada masing-masing lembaga atau satuan PAUD di Kabupaten Beltim.

Ketua Lembaga Penyelenggara Diklat Berjenjang pada Himpaudi Beltim Budiriati menyampaikan, mendongeng merupakan bentuk literasi yang lengkap.

BACA JUGA:Pemkab Beltim Bantu Pelaku UMKM Peroleh HAKI

Dilansir dari rilis Diskominfo Beltim, dalam mendengarkan dongeng ada empat komponen literasi yang terkandung di dalamnya serta dapat melatih anak secara otomatis.

“Ini merupakan bentuk literasi yang sangat komplit sekali. Mulai dari menulis, membaca, berbicara dan menyimak. Mendongeng juga merupakan cara hipnoterapi untuk anak,” jelas Budiriati.

Dijelaskannya, tradisi mendongeng sudah mulai ditinggalkan. Hal ini sangat disayangkan sebab mendongeng adalah sebagai stimulasi guna mengembangkan dan mengoptimalkan perkembangan nilai-nilai moral, karakter dan imajinasi kreativitas anak.

BACA JUGA:Bappenas Apresiasi Nota Kesepahaman PT DI dan Airbus, Bisnis Aerostructure dan MRO di G20 DMM Side Event

“Mendongeng itu sudah sangat jarang. Ini kita mulai membangkitkan semangat guru-guru, orang tua dan anak-anak untuk bangkit kembali, yuk kite belajar,” ujar Budiriati.

Di sisi lain Bunda PAUD Kabupaten Beltim Purwenda Puspitasari mengatakan, hampir bisa dipastikan dongeng saat ini telah digantikan oleh televisi dan gagdet.

Hal ini tidak lepas dari peran orang tua yang tidak mempunyai waktu untuk lebih dekat dengan anak-anaknya serta pengaruh globalisasi yang tak bisa dihindari.

“Untuk orang tua terutama agar lebih terbuka. Biasanya kan kalo anak nangis diberi HP. Padahal dengan mendongeng ini anak-anak antusias, dia mendengarkan,” tutur Wenda sapaan akrabnya.

BACA JUGA:Ketua DPRD Babel Tinjau Samsat Keliling di Belitung, Herman Suhadi: Kalian Pahlawan PAD

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: