10.965 keluarga di Beltim Kategori Berisiko Stunting, Ini Indikator Penyumbang Terbesar

10.965 keluarga di Beltim Kategori Berisiko Stunting, Ini Indikator Penyumbang Terbesar

Foto bersama usai kegiatan Desiminasi Audit Kasus Stunting di Kabupaten Beltim Tahun 2022 di Ruang Satu Hati Bangun Negeri, Kamis (29/9)-Ist-

Sementara itu Wakil Bupati (Wabup) Beltim Khairil Anwar menargetkan akan menekan angka bayi stunting di wilayah Kabupaten Beltim. Dari tiga persenan saat ini menjadi di bawah satu persen di tahun 2024 mendatang atau kalau bisa menjadi zero stunting.     

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Beltim tahun 2022 ini jumlah stunting Bayi Bawah Lima Tahun (Balita) di Kabupaten Beltim mencapai 315 bayi atau 3,77 persen. Sedangkan Bayi di Bawah Dua Tahun (Baduta) mencapai 107 atau 3,94 persen.  

“Target stunting kita harus turunkan. Kalau sekarang di tiga persen kita harus turun jauh di bawah itu lagi,” kata Khairil usai memimpin Kegiatan Desiminasi Audit Kasus Stunting di Kabupaten Beltim Tahun 2022 di Ruang Satu Hati Bangun Negeri, Kamis (29/9).

Wabup Khairil yang juga merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Beltim menyatakan untuk mewujudkan target tersebut butuh kerjasama dari berbagai pihak, untuk mewujudkan penurunan angka stunting.

BACA JUGA:KUA Renggiang Kolaborasi Antisipasi Masalah Keluarga, Bina Cantin dan Pengantin Bersama Puskesmas

BACA JUGA:DPD KNPI Beltim MoU dengan SMAN 1 Kelapa Kampit, Kerja Sama LDKS dan Ruang Pemuda

“Peran penting dari OPD terkait, pemerintah desa serta berbagai stake holder lainnya untuk berkolaborasi dan memiliki tanggung jawab yang sama dalam menurunkan angka stunting ini,” ujar mantan Camat Simpang Pesak itu.

Diakui Wabup Khairil selain faktor ekonomi dan pendidikan orang tua, kepedulian orang tua terhadap anak juga menjadi faktor yang mempengaruhi kondisi bayi stunting di Kabupaten Beltim.  

“Nah memberikan pemahaman terhadap orang tua itu juga, baik dari Dinas terkait maupun tokoh agama. Karena banyak kasus stunting terjadi karena orang tua kurang peduli akan gizi anak,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: diskominfo beltim