Pemkab Belitung Adakan Rakor Percepatan Penurunan Stunting

Pemkab Belitung Adakan Rakor Percepatan Penurunan Stunting

Rakor percepatan penurunan stunting digelar di Hotel Grand Tropical Village, Tanjungpandan, Selasa (31/1/2023)--

TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.CO.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung melaksanakan rapat koordinasi (rakor) percepatan penurunan stunting di daerah itu.

Rakor percepatan penurunan stunting di Belitung yang dihadiri 50 orang peserta itu digelar di Hotel Grand Tropical Village, Tanjungpandan, Selasa (31/1/2023).

Hadir Wakil Bupati Belitung Isyak Mairobie, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPPKBPMD) Belitung Salman Alfarisi.

Dalam rakor penurunan stunting tersebut juga para Kepala Puskemas dan Camat se Kabupaten Belitung serta beberapa kepala desa (Kades).

BACA JUGA:Profesor Nindyo: Kegentingan Perppu Cipta Kerja Merupakan Diskresi Presiden

BACA JUGA:Kapal Roro Dihentikan Sementara Karena Cuaca Buruk, Bagaimana Dengan Express Bahari?

Kepala DPPKBPMD Belitung Salman Alfarisi mengatakan, di Kementerian Kesehatan RI ada 2 sistem pendataan. Yakni SSGI dan E-PPGBM dan 2 itu resmi serta berjalan.

Namun, 2 sistem itu memiliki teknik yang berbeda dalam pencatatan angka stunting. SSGI dilakukan 1 tahun sekali dengan sampling sedangkan E-PPGBM dilaksanakan setiap bulan oleh petugas kesehatan di lapangan.

"Jadi hasil itu berdasarkan SSGI angka stunting tahun 2022 19,8 persen artinya melesat dibanding sebelumya hanya 13,6 persen. Nah kita bingung kenapa banyak amat naiknya sementara standar nasional di 2024 itu 14 persen," kata Salman kepada Belitong Ekspres.

Menurut Salman, berdasarkan E-PPGBM angka stunting Belitung tahun 2022 berada di 7 hingga 8 persen, bahkan angka itu turun dari sebelumnya.

BACA JUGA:Pemilu 2024, Wali Kota Pangkalpinang Dapat 'Golden Tiket' dari Rudianto Tjen

BACA JUGA: Transaksi Pasar Tani DKPP Belitung 2022 Capai Rp 89,1 Juta, Tahun Ini Berlanjut Lagi

Maka, jika beradarkan hasil SSGI berada di angka 19,8 persen itu merupakan sangat masif. Dipastikan secara data diikuti dengan angka kemiskinan tinggi, pendidikan yang hancur, dan lain-lainya.

Akan tetapi berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Belitung itu cukup baik dan naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: