Bukan Jadi Kaya, 5 Negara Ini Hancur Akibat Eksploitasi Tambang Berlebihan

Ilustrasi: Pada dekade 1970-an, Nauru di kawasan Oseania sempat menyandang predikat sebagai negara terkaya di dunia berdasarkan pendapatan per kapita, berkat kejayaan ekspor fosfat yang melimpah--(ist/net)
BELITONGEKSPRES.CO.ID – Sumber daya alam tambang seperti minyak, fosfat, kobalt, dan berlian seharusnya menjadi anugerah yang meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, jika tidak dikelola secara bijak dan berkelanjutan, kekayaan ini justru bisa menjadi kutukan yang merusak negara dari dalam.
Beberapa negara di dunia menjadi bukti nyata bahwa eksploitasi tambang besar-besaran dapat menimbulkan kerusakan lingkungan, ketimpangan ekonomi, konflik sosial, bahkan kehancuran negara.
Bukan menjadi kaya, malah sengsara. Berikut lima negara yang hancur karena tambang, seperti dirangkum dari berbagai sumber, pada Senin 16 Juni 2025
1. Republik Demokratik Kongo: Kaya Kobalt, Terperangkap Kemiskinan dan Konflik
Republik Demokratik Kongo dikenal sebagai salah satu produsen utama kobalt dan tembaga global, dua komponen krusial dalam pembuatan baterai untuk perangkat elektronik dan kendaraan listrik. Namun, kekayaan alam itu tidak membawa kesejahteraan bagi rakyatnya.
BACA JUGA:Sempat Bebas, Terdakwa Tambang Timah Ilegal di Belitung Divonis 6 Bulan Penjara
Dikutip dari Al Jazeera, eksploitasi tambang di Kongo menyebabkan penggusuran warga, kerusakan lingkungan ekstrem, hingga pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Hasil tambang sebagian besar dinikmati oleh elit lokal dan perusahaan multinasional, sementara jutaan warga Kongo tetap hidup di bawah garis kemiskinan dan dalam bayang-bayang konflik bersenjata.
2. Venezuela: Dari Raksasa Minyak Jadi Negara Bangkrut
Venezuela pernah merasakan masa kejayaan ekonomi berkat statusnya sebagai negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia. Namun, ketergantungan berlebihan pada sektor minyak, ditambah korupsi kronis dan jatuhnya harga minyak dunia, membuat ekonomi negara ini kolaps.
Menurut data dari Economic Observatory, standar hidup masyarakat Venezuela merosot hingga 72 persen dalam rentang waktu 2013 hingga 2023. Selama periode tersebut, negara ini dilanda hiperinflasi parah, krisis kemanusiaan berkepanjangan, serta beban utang luar negeri yang terus membengkak.
Dikutip dari Le Monde, pemerintah bahkan mengarahkan eksploitasi minyak ke wilayah sengketa Essequibo demi menutup defisit anggaran, yang justru memicu konflik geopolitik.
3. Nauru: Kaya Fosfat, Kini Hanya Gurun Tandus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: