Stres Lois

Jumat 10-06-2022,08:00 WIB

Jokosp Sp

Dengan jalan sepanjang 100 km, tidak memungkinkan Semi Dump Trailer jalan non stop tanpa berhenti dan melakukan pengecekan kondisi Tyre dan under cariagenya ( bearing dan brake system ). Maka dipertengahan jalan, atau di km 50 harus dibangun Work Shop besar khusus Unit tersebut dan Stock Room besar untuk pemindahan muatan Batu Baranya. Berarti Work Shop Vacility harus lengkap dengan Overhead Cran 100 – 200 ton. Sedang di Stock Room harus disediakan sekelas Whelloader WA800 untuk loading Coal nya dan Excavator PC200 untuk bantu maintenance. Untuk Support Maintenance unit break down di jalan hauling juga harus disediakan Cran Truck Tyre dan Tyre Handle sekelas WA600 agar proses maintenance cepat dan ringan karena yang dihandle Vessel Trailer dengan muatan s/d 100 ton. Dari sisi maintenance Road Hauling juga harus ada satu team dan work shop khusus dengan peralatan seperti Compactor, Grader, Excavator sekelas PC200. Harus ada juga dibangun Tower Dispatch System, yang gunanya untuk mengatur arus perjalanan Semi Dump Trailernya agar tidak crodit dan terecord secara konsisten jam per jam untuk jadi laporan ke CCR ( Coal Control Room ). Sehingga produksi Coal Hauling perjamnya bisa dilihat grafik perkembangannya. Namun Cost Hauling sejauh 100 km cukup tinggi. Semakin jauh semakin tidak efisien karena harus doble handling dan cost tyre yang bengkak. Jika dibanding dengan sistem rel kereta jauh lebih effisien, bisa dicontoh yang sudah ada di PT. Bukit Asam di Sumatera. lanjut…

Satria Pramayoga

Meskipun abah sudah melakukan kampanye masif dan sistematis, menjelaskan panjang, lebar, tinggi pembangunan di sumatra dan kalimantan saya masih tidak tertarik untuk transmigrasi ke kalimantan. Kalau abah sendiri tertarik tinggal di hutan, mending jangan ajak-ajak. Kami masih suka hidup di kota bah.

ahyauddin ilyas

terimakasih abah atas tulisan menarik tapi penuh tandatanya kok ,kenyataan tidak sesuaui berarti ini baru hayalan belaka

Abd Qohar

Kekayaan alam Indonesia kok jadi seperti milik pribadi ya… apa memang spt itu ya pengelolaannya di Indonesia. Membangun sedikit saja sudah bisa spt pahlawan. Padahal yg dikeruk dari bumi pertiwi sangat2 banyak

Abu Abu

Ikan patin ikan jelawat/ Ikan pesut kejar-kejaran/ Ayo kita makan ketupat/ Tak perlulah menunggu lebaran.

bagus aryo sutikno

Ikan patin ikan jelawat Ikan pesut kejar-kejaran. Indonesia punya pabrik pesawat Cuma bisa untuk barter ketan

Juve Zhang

Rupanya Abah ini sedang menjadi ” marketing ” executive dari Bayan , jadi pertemuan dengan Datuk Low ini bukan ” kebetulan” karena di ajak Ji Seng, ada “perjanjian” khusus lah jumpa di site ,Tabang, sambil jalan jalan. Cuma cerita Datuk Low ini tidak se sederhana yg ada di permukaan, pasti banyak cerita seru ,siapa saja yg ikut “urunan” naro modal di Bayan, itu yg “rahasia” gak layak di siarkan Disway. Saham Datuk yg 61% itu saya yakin ada beberapa “teman teman” Datuk yg tak mau muncul. Apalagi bangun infrastruktur nya luar biasa besarnya.

Kategori :