"Ketika terjadi pembatasan ekspor, maka persoalannya kembali pada angkutan (transportasi-red) untuk ekspornya yang kurang, tempat penyimpanan produk olahan TBS sawit di pabrik-pabrik menjadi penuh, termasuk di Provinsi Bangka Belitung dan khususnya di Kabupaten Bangka Tengah,” tutur Ayi.
Meski demikian lanjutnya, menurut Wamendag Jerry Sambuaga, pemerintah pusat telah mengambil langkah langkah sebagai upaya untuk menangani permasalah ini. Salah satunya dengan dibentuknya satgas di tingkat pusat yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.
BACA JUGA:Festival Kuliner Bangka Belitung di Senayan Dongkrak Penjualan UKM, Cetak Omset Rp 500 Juta
"Kami juga sudah koordinasikan dan meminta tolong kepada Kemendag agar segera dilakukan upaya dan langkah-langkah cepat untuk menangani persoalan ini sehingga ada kenaikan harga secara bertahap," pintanya.
Untuk itu, sembari menunggu tindakan konkrit dari pemerintah pusat yang sedang membuka kembali kran ekspor CPO sawit dan menyusun berbagai langkah pemulihan stabilitas harga. Bupati Bangka Tengah ini berharap untuk sementara para petani sawit bersabar.
“Kita terus berupaya menyampaikan permasalahan sawit ini ke pihak-pihak terkait lainnya, agar kondisinya cepat pulih,” tukas Ayi.
Sementara itu, Bambang Patijaya membenarkan informasi dari Wamendag yang disampaikan Bupati Bangka Tengah. Menurutnya, anjloknya TBS sawit ditingkat petani juga terjadi di daerah lain, bukan hanya di Babel.
BACA JUGA:Deretan Kasus Kejahatan Menonjol Diungkap Polres Beltim, Salah Satunya Pencabulan 14 Murid SD
Menurutnya, pencarian solusi terhadap keluhan petani sawit ini berangkat dari aspirasi masyarakat yang diterima Bupati Belitung Timur (Beltim) tempo hari.
Kemudian ia mengajak Bupati Beltim, Burhanudin bersama-sama menemui Pj Gubernur Babel Ridwan Djamaluddin untuk mambahas dan mencari solusi jeritan petani. Demikian juga aspirasi petani yang diterima Bupati Bangka Tengah.
“Nah, pertemuan dengan Wamendag ini sebenarnya bagian dari rangkaian persoalan petani sawit dari Beltim, yang kemudian Bupati Bangka Tengah menerima aspirasi serupa. Sehingga saya selaku ketua dan anggota DPR RI harus menjembatani, membantu dan mendampingi bupati ke pihak kementerian,” jelas BPJ.
BACA JUGA:Lahan Plasma Sawit Bermasalah, PT SWP dan Parit Sembada Bakal Kena Sanksi, Buntut Pelaporan APDESI
Semula kata BPJ para petani dan elit di daerah mengira anjloknya harga sawit petani hanya terjadi di Babel saja. Sehingga terkesan kepala daerah dituduh tidak berbuat. Namun faktanya tidak, karena kondisi serupa terjadi juga di daerah lain.
“Karenanya saya ajak dan saya dampingi bupati ketemu langsung Wamendag ini agar semuanya bisa jelas dan dicarikan solusinya bersama. Saya juga habis kunker ke Medan dan daerah lain, persoalannya sama. Intinya ada dua persoalan yaitu persoalan PE (Persetujuan Ekspor) dan persoalan logistik dalam masalah sawit ini. Kita berharap setelah menerima aspirasi langsung dari kepala daerah, pemerintah pusat ini sigap dan cepat memulihkan keadaan,” pungkas Bambang. (rel)