Rokok Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar di Kabupaten Beltim, Soal Penyebab Ini Kata Bupati

Rokok Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar di Kabupaten Beltim, Soal Penyebab Ini Kata Bupati

Bupati Belitung Timur (Beltim), Burhanudin-Ist-

BELITONGEKSPRES.CO.ID, MANGGAR - Rokok ternyata menjadi penyumbang inflasi terbesar di Kabupaten Belitung Timur (Beltim).

Pernyataan rokok jadi penyumbang inflasi disampaikan Bupati Beltim Burhanudin kepada wartawan seusai memimpin rapat pengendalian inflasi, Senin (9/1) kemarin.

"Masalah inflasi kan kita mencari faktor penyebab inflasi. Penyumbang inflasi terbesar di kita ini salah satunya adalah rokok, di luar dari biaya transportasi," ujar Burhanudin.

Namun persoalan rokok tidak menjadi alasan utama pengendalian inflasi di Kabupaten Beltim. Sebab banyak faktor lain yang menyebabkan inflasi.

BACA JUGA:Stok Beras di Bulog Belitung Aman, Cukup 2 Bulan Kedepan

BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, BPBD Belitung Ingatkan Masyarakat Waspada Bencana Hidrometeorologi

"Minimal kita tau apa sih penyebab inflasi di daerah yang saat ini kita temui dan kita coba untuk melakukan intervensi di dalam penanganan inflasi," katanya.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan Pemda adalah pertama mencoba mengajak masyarakat memanfaatkan tanaman holtikultura yang ada di lingkup rumah masing-masing.

Contohnya di tahun 2022 sudah cukup maksimal untuk menangani inflasi daerah di Kabupaten Beltim dengan pemanfaatan tanaman rumah. 

"Pekarangan kita manfaatkan untuk tanaman cabe dan sayur mayur untuk efisiensi menghemat biaya rumah tangga. Kita bantu bibit, nah itu berhasil dan efektif," jelas Burhanudin.

BACA JUGA:Spesialis Pencuri LPG 3 Kg di Belitung Ditangkap Polisi, Lihat Nih Tampang Pelakunya!

BACA JUGA:111 Pejabat Beltim Dilantik, Bupati Ingatkan Jabatan Itu Amanah

Selain itu, kegiatan pasar murah barang dan kebutuhan pokok juga dilakukan secara rutin. Namun perlu dilakukan evaluasi apakah pasar kurag efektif untuk menekan inflasi walaupun selama ini berjalan. 

"Kita juga melihat langkah-langkah yang diambil Pemda dievaluasi apakah tepat sasaran atau tidak. Apakah yang membeli masyarakat kurang mampu dan segala macam," sebut Burhanudin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: