Bambang Patijaya Minta Kadar Mineral Lain di PT GNI Diaudit, Ada Potensi PNBP

Bambang Patijaya Minta Kadar Mineral Lain di PT GNI Diaudit, Ada Potensi PNBP

Anggota Komisi VII DPR RI, Bambang Patijaya-Ist-

BELITONGEKSPRES.CO.ID, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Patijaya membeberkan temuannya saat kunjungan kerja bersama rombongan komisi VII ke PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) pada tanggal 4 Januari 2023.

Untuk diketahui, PT Gunbuster Nickel Industri (PT GNI) adalah perusahaan industri smelter nikel Indonesia di Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Indonesia.

Dalam kunjungan kerja Bambang Patijaya ditemukan adanya feronikel yang dihasilkan PT GNI hanya memiliki kadar 10 persen hingga 12 persen. Sementara pabrik-pabrik yang lain menghasilkan 22 persen.

"Kandungan mineral lain pada feronikel produksi PT GNI pada sisa 90-88 persennya belum terinformasi dengan jelas. Sehingga dapat dikatakan ada potensi hilangnya PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) untuk pengenaan royalti mineral lainnya," bebernya kepada wartawan Sabtu (14/12023).

BACA JUGA:Deep Purple Siap Guncang Indonesia, Catat Jadwal Konser Band Rock Legendaris Inggris Ini

BACA JUGA:Wujudkan Ekonomi Biru, Harianto Dorong Pemprov Babel Kembangkan Potensi Kelautan dan Perikanan

Lebih lanjut Bambang Patijaya mengatakan, terdapat temuan lain juga bahwa Slag hasil smelter PT GNI ini dipakai untuk menimbun jalan. Sehingga slag tersebut dianggap tidak mengandung mineral logam lainnya. 

Menurut Bambang, pada feronikel hasil smelting GNI pasti mengandung unsur mineral logam lainnya. Maka dari itu perlu dilakukan audit guna mengetahui kepastiannya agar tidak terjadi kehilangan PNBP.

"Untuk itu, perlu diaudit proses dan hasil produksi feronikel smelter GNI dan smelter lainnya di Indonesia untuk mengetahui dan memastikan apakah ada potensi negara kehilangan penerimaan PNBP," tukas politisi Partai Golkar itu.

Kemudian, Bambang Patijaya menegaskan dalam hal ini perlu dilakukan standarisasi kadar feronikel produksi smelter nikel di Indonesia. Itu guna memenuhi kebutuhan industri nasional dan internasional, serta guna maksimasi penerimaan negara dari PNBP sektor nikel.

BACA JUGA:Bambang Patijaya Gandeng BRIN Gelar Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Bagi Mahasiswa

BACA JUGA:Pj Gubernur Babel Siapkan Hilirisasi Timah, Ridwan Djamaluddin: Sudah Ada Investor

Bambang Patijaya berharap ada bentuk verifikasi dari Sucofindo untuk memastikan kandungan mineral lain yang terkandung dalam feronikel, agar tidak terjadi kehilangan PNBP.

"Hasil produksi Feronikel harus diverifikasi oleh Sucofindo atau Surveyor Indonesia, untuk memastikan kandungan mineral lainnya yang dapat dikenakan royalti PNBP mineral sesuai peraturan yang berlaku," tutupnya (rel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: