Pj Gubernur Babel Siapkan Hilirisasi Timah, Ridwan Djamaluddin: Sudah Ada Investor
Penjabat (Pj) Gubernur Babel, Ridwan Djamaluddin-Ist-
BELITONGEKSPRES.CO.ID, PANGKALPINANG - Pembangunan industri hilirisasi Timah menjadi harapan baru untuk meningkatkan perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Hingga saat ini memang belum ada larangan ekspor timah balok. Meski demikian, upaya hilirisasi timah tetap akan diupayakan, dan itu diutamakan di wilayah Provinsi Babel.
Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Babel Ridwan Djamaluddin usai menyambut kedatangan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko di VIP Bandara Depati Amir, Jumat (13/1/2023).
"Kita tahu, pilihannya kalau larang ekpor (timah) dari timah kita mau buat apa, mau buat solder, tin plate/tin chemical kita sudah tahu. Berapa waktu yang diperlukan sudah, berapa biaya investasi sudah dan kebijakannya," ujar Ridwan Djamaluddin.
BACA JUGA:Pemkab Belitung Lakukan Peresmian 7 Pembangunan Fisik 2022, Ini Daftarnya
BACA JUGA:Presiden akan Hentikan Ekspor Timah, Kapan Waktunya? Ini Kata Jokowi
Pj Gubernur Babel menilai, bahwa hilirisasi timah ini merupakan suatu keharusan guna memberikan nilai tambah, serta terbuka luas lapangan pekerjaan.
Sebab, itu langkah tepat juga perlu dilakukan. Yakni hilirisasi jika sewaktu-waktu kebijakan larangan ekspor timah yang menjadi andalan perekonomian Babel dihentikan oleh pemerintah pusat.
"Pastinya kita dalam posisi siap. Jadi misalnya (Presiden) larang ekspor (timah), kita siap!" tegas Pj Gubernur Babel Ridwan Djamaluddin.
Dia juga mengklaim bahwa sudah ada beberapa investor lokal maupun luar negeri yang tertarik membangun pabrik di Provinsi Bumi Serumpun Sebalai.
BACA JUGA:Update Harga BBM Terbaru Hari Ini, Pertamax Turun dan Makin Murah
BACA JUGA:Jabat Kapolres Beltim, AKBP Arif Kurniatan Berikan Keleluasaan Masyarakat Menambang Timah, Asalkan..
"Beberapa sudah, bahkan beberapa investor timah sudah menyampaikan ekspresinya siap untuk hilirisasi," ujar pria yang juga menjabat sebagai Dirjen Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI itu.
Ridwan Djamaluddin melanjutkan, secara internal sudah mempunyai hitung-hitung waktu pembangunan, biaya, produk yang akan dibuat hingga lokasi hilirisasi. Untuk biayanya sendiri diestimasikan sebesar Rp 400-500 Miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: babelpos.id