Pasca Covid -19, Identifikasi Muncul Penyakit Menular Baru Sepanjang Tahun 2023

Pasca Covid -19, Identifikasi Muncul Penyakit Menular Baru Sepanjang Tahun 2023

Identifikasi Muncul Penyakit Menular Baru Sepanjang Tahun 2023--(PEXELS)

BELITONGEKSPRES.CO.ID - Lepas dari pandemi Covid-19, seluruh dunia termasuk Indonesia dihadapkan pada penyakit-penyakit infeksi atau menular baru. Dalam istilah kesehatan disebut dengan emerging infectious disease (EIDs).

Hal ini jadi perbincangan dunia karena dampak yang dihasilkan bukan sebatas kematian manusia dalam jumlah besar. Lebih dari itu, pertimbangan risiko seperti dampak sosial dan ekonomi yang saling berhubungan erat.

Penyakit menular yang baru atau EIDs adalah kondisi yang muncul dan menyerang suatu populasi entah untuk pertama kalinya atau telah ada sebelumnya namun kembali meningkat dengan cepat, baik dalam jumlah kasus baru maupun kemampuan menyebar ke berbagai daerah.

Tidak hanya itu, situasi yang masuk dalam kategori EIDs juga melibatkan penyakit yang pernah muncul di suatu daerah, lalu berhasil dikendalikan, namun kembali melaporkan kasus-kasus baru dalam jumlah yang meningkat.

BACA JUGA:Menteri Nadiem Sebut Pandemi Terbesar Bukanlah Covid-19, Peneliti Beberkan Langkah Pencegahan

Adakalanya, penyakit lama juga dapat muncul kembali dalam bentuk klinis baru yang mungkin lebih parah atau fatal; suatu fenomena yang disebut sebagai re-emerging, seperti yang terjadi pada penyakit Chikungunya di India.

Dilansir dari antara, Kamis 21 Desember 2023, sebagian besar penyakit emerging dan re-emerging berasal dari zoonosis, yaitu penyakit yang muncul dari hewan dan kemudian menginfeksi manusia.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 60 persen penyakit infeksi pada manusia diakibatkan oleh zoonosis, dan sekitar 75 persen dari EIDs yang menyerang manusia dalam tiga dekade terakhir berasal dari hewan.

Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, lebih dari 30 EIDs baru muncul di seluruh dunia, menambahkan jumlah penyakit baru yang telah dilaporkan menjadi 335 sesuai dengan riset ilmiah dari tahun 1940 hingga saat ini.

Pakar Pulmonologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Profesor Tjandra Yoga Aditama, mengemukakan bahwa faktor-faktor seperti urbanisasi dan penghancuran habitat asli menjadi pemicu utama penyakit zoonotik. 

BACA JUGA:Varian Baru Covid-19 Ditemukan di Indonesia, Ini Gejalanya

Hal ini disebabkan oleh semakin dekatnya jarak antara manusia dan hewan. Patogen, sebagai sumber infeksi, dapat berkembang dalam ekologi baru dengan beradaptasi pada inang di luar spesies aslinya, termasuk manusia.

Perubahan iklim dan ekosistem juga memainkan peran penting dalam memicu mutasi genetik mikroba yang lebih resisten. Akibatnya, munculnya penyakit baru sulit diprediksi namun bisa tumbuh secara signifikan, karena manusia mungkin memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) merangkum hasil deteksi Emerging Infectious Diseases (EIDs) di Indonesia berdasarkan laporan penyelidikan epidemiologi hingga pekan ke-47 tahun 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: antara