UMKM Babel Sulap Limbah Tekstil Jadi Produk Fesyen Bernilai Ekonomi Tinggi

UMKM Babel Sulap Limbah Tekstil Jadi Produk Fesyen Bernilai Ekonomi Tinggi

Salah seorang peserta lomba fashion show event KUKM Festival 2025 Provinsi Kepulauan Babel yang memperagakan busana berasal bahan limbah tekstil di Pangkalpinang, Rabu 16 Juli 2025--(Diskominfo Babel)

PANGKALPINANG, BELITONGEKSPRES.CO.ID – Limbah tekstil kini tidak lagi dipandang sebelah mata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Negeri Serumpun Sebalai.

Berkat tangan kreatif pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), limbah sisa pakaian justru disulap menjadi karya fesyen bernilai tinggi. Inovasi ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru berbasis ekonomi sirkular.

Inisiatif ini ditampilkan dalam gelaran Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) Festival 2025 Provinsi Kepulauan Babel, yang menghadirkan lomba fesyen show bertema “Refashion: Dari Limbah Menjadi Berkah.” Para peserta menampilkan busana hasil modifikasi dari sisa pakaian yang tidak terpakai.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kepulauan Babel, Noni Hidayat Arsani, menyampaikan apresiasinya terhadap kreativitas yang ditunjukkan para pelaku UMKM.

BACA JUGA:KUKM Fest 2025 Bangka Belitung, Momen UMKM Lokal Naik Kelas dan Siap Ekspor

Menurutnya, karya-karya fesyen berbasis daur ulang dari limbah tekstil ini mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan sekaligus keberanian berinovasi.

“Saya mengapresiasi kreativitas UMKM yang mengubah limbah sisa pakaian menjadi produk fesyen menarik dan bernilai tinggi. Ini luar biasa dan sangat inspiratif,” ujar Noni Hidayat Arsani, dikutip dari Antara, Rabu 16 Juli 2025.

Ia menambahkan, ide-ide kreatif seperti ini menjadi solusi konkret untuk mengurangi limbah fesyen, sekaligus mendorong kebiasaan berpakaian yang lebih berkelanjutan di tengah masyarakat.

“Kegiatan refashion ini tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang berorientasi pada prinsip ekonomi sirkular. Ini patut didukung,” tambahnya.

BACA JUGA:Menteri Koperasi Puji Kerupuk Khas Bangka, Budi Arie: Terenak di Dunia

Lomba fesyen refashion ini menjadi salah satu sorotan utama dalam KUKM Festival 2025. Selain menampilkan kreativitas anak muda, ajang ini juga diharapkan dapat memotivasi UMKM lain untuk melihat peluang bisnis dari sisi keberlanjutan dan ramah lingkungan.

Sementara itu, desainer fesyen sekaligus Art Culture Modification, Fudyanto, yang turut menjadi juri dalam kompetisi tersebut, menyampaikan bahwa kegiatan refashion sejatinya sudah menjadi praktik umum dalam kehidupan sehari-hari, meski belum banyak disadari masyarakat.

“Tanpa disadari, kita sebenarnya sudah mempraktikkan refashion. Misalnya, ketika kita menggunakan kembali pakaian bekas untuk dimodifikasi atau dikreasikan ulang, itu sudah masuk dalam konsep upcycle,” kata Fudyanto.

Ia berharap tren ini terus berkembang, tidak hanya di tingkat lokal dan nasional, tetapi juga mampu bersaing dan mendapat pengakuan di kancah internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: