Dua Tinggi

Dua Tinggi

Korupsi itu tidak ada yang ada itu bagi hasil... Parpol nyari dana buat konstituennya.. Kepala daerah juga kalo maju butuh modal.. di lingkungan instansi pemerintah kalo terlalu jujur juga di musuhin teman sekantor.... bukan satrio piningit yang bisa merubah indonesia, masyarakatnya bareng2 yang bisa merubah....

Kurniawan Roziq

Bodoh ,, nggaklah kami itu pintar untuk membodohi ,,

Giyanto Cecep

31 Agustus 2014 .. Mukatamar PKB di Surabaya .. Ir. Joko Widodo sebagai Presiden terpilih ( belum dilantik ) memberikan sambutan .. ini antara lain yang dikatakan Pak Presiden yang masih gress ... Presiden terpilih Joko Widodo optimistis bisa meraih kedaulatan pangan, energi serta infrastruktur jika pembanunan dibarengi dengan persiapan ekonomi yang baik dan benar. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Nahdlatul Ulama itu basisnya ada di pertanian. Masalahnya negara luas , air banyak, beras impor, gula, jagung, buah, kedelai, garam, cabai, bawag putih impor. Kok bisa impor semua. Mesti ada kesalahan managemen. " katanya. Berita ini saya kutip dan saya tulis ulang ( karena tidak bisa copy paste ) dan Beritasatu.com .. Ternyata 8 tahun kemudian .. bapak yang sama .. di tempat yang berbeda .. tapi masih marah tentang impor. Ternyata susah.. sulit dan ruwet menghentikan impor. Pun untuk presiden-2 berkutnya. Kenapa. Nada semua sudah tahu . Dan maklum .

DeniK

Lebih baik di bilang Bodoh. Daripada nanti masuk penjara. Sudah kerja ujungnya masuk penjara . Keluarga menderita ,uang habis bayar pengacara. Mungkin itu yang ada di benak pejabat kita.

yoming ACHFuadi

Sebenarnya Abah sudah memberi contoh bagaimana memanfaatkan dan memaksimalkan produk dalam negeri dengan cara kunjungan dan road trip di dalam negeri. Dengan kemarahan Bapak Presiden yang kedua ini, Abah mesti hati2 kalau akan berkunjung keluar negeri, walaupun hanya sekedar temu kangen dengan sohib om Robert Lai. Atau mesti nunggu kemarahan Bapak Presiden yang ketiga, anda mestinya lebih tahu.

Jimmy Marta

Jika banjir bandang terjadi, anda jangan salahkan kondisi sepanjang aliran sungai. Itu persoalan dihulunya. Begitupun soal banjir barang luar negeri di dalam negeri. Apakah ada perbaikan iklim usaha untuk mendotong memproduksi barang kebutuhan. Kalau perlu ada sedikit tekanan untuk pengusaha impor dalam jangka sekian tahun harus jadi produsen. Sejak awal perdagangan bebas dunia (wto) diterapkan 1995 sudah ada yg mengingatkan potensi ancaman produk domestik. Disusul AFTA tahun 2015, produk dalam negeri posisinya makin sulit. Kita tidak tahu(atau hanya saya) apa kebijakan yg dibuat....adakah langkah konkrit yg dilakukan untuk antisipasi semua itu. Adakah industri2 berkembang. Untuk memproduksi mulai barang2 kebutuhan dalam negri. Tidak hanya barang teknologi tibggiBukan sok2 an jika dirumah tangga, kulkas, ac, kipas angin, kompor gas sampai remeh temeh kunci pintu, grendel, bahkan sapu dan sisir semua made in. Bukan di buat di.

Jimmy Marta

Bagi yg berkecimpung didunia pengadaan barang dan jasa, kondisi nya sebagian ada rasa sedikit membingungkan dan kadang menakutkan. Padahal untuk ada disitu mereka punya sertifikat. Mereka kompeten unuk jadi panitia, ppk ataupun pokja. Salah satunya terkait aturan yg banyak dan sering berubah diperbaiki. Dikawan2 yg ikut bimbingan dan ujian sertifikasi pengadaan ada semacam ujar2. Katanya lebih baik gk lulus, karena kalau lulus satu kaki ada di penjara.. kok bisa..? Pegawai yg jadi panitia, ppk atau pokja sebenarnya bisa bekerja dengan rasa aman. Aturan jelas dari Kepres/Perpres berikut aturan turunannya. Bisa kepmen dan juga perka lkpp sampai pergub perbub/perwako. Selama mereka bekerja tidak ada tekanan pekerjaan pengadaan bisa nyaman. Persoalan baru timbul jika ada hal lain mulai ikut main. Kepentingan atasan dan atasan dari atasan. Hari2 ini sering kt bc banyak yg ditangkap karena kasus pengadaan barang jasa. Kasihan mereka yg hanya tingkat pelaksana. Tanggung jawab berat, resiko besar karena tekanan kepentingan itu. Abah tahu itu, karena pernah jadi sesuatu....

Lukman bin Saleh

Memang hanya sistem yg bisa kita andalkan untuk memperbaiki negeri ini. Pun termasuk mentalnya. Seminar, penyuluhan, kampanye, ceramah, atau apapun itu tidak akan bisa. Lihatlah pelayanan PLN, lihatlah pelayanan penerbitan sertifikat tanah, tiket transportasi, lihatlah proses penerimaan CPNS, dan berbagai macam proses atau layanan lainnya yg berhasil membuat sistem yg baik. Maka terjadi perubahan yg sangat luar biasa. Perubahannya hampir 180°. Bahwa msh ada kecurangan. Itu 0,sekian% dibanding saat blm diterapkannya sistem yg baik. Begitu juga dg e katalog ini. Bahwa sekarang masih begitu banyak kekurangan. Itu bukan satu alasan untuk kembali ke zaman batu. Maju terus. Berfikir. Evaluasi. Benahi. Sampai tercipta sistem yg bisa merubah segalanya. Oh ya, satu yg begitu sy impi2kan agar d temukan sistemnya. Jika sistem ini d temukan. 90% permasalahan bangsa ini terselesaikan. Yaitu sistem pendataan penduduk miskin yg akurat dan terpercaya. Dan sostem untuk mengatasinya. Yg seorang Bu Rismapun ternyata tidak ada apa2nya dalam menciptakan sistem untuk ini. Padahal 9 dr 10 permasalahan bangsa ini adalah kemiskinan...

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: