Rakyat se-Indonesia Kena Prank Polisi, Skenario Terkait Pembunuhan Brigadir J Gagal Total

Rakyat se-Indonesia Kena Prank Polisi, Skenario Terkait Pembunuhan Brigadir J Gagal Total

Rakyat Indonesia kena prank polisi, skenario terkait kasus pembunuhan Brigadir J gagal total--

BELITONGEKSPRES.CO.ID - Lebih dari 278 juta rakyat Indonesia kena prank polisi terkait kasus pembunuhan Brigadir Nopriansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Akan tetapi, seperti sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga. Drama polisi mulai terungkap dan kian terang benderang.

Narasi tembak polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J, di rumah Irjen Pol Ferdy Sambo, hanyalah drama. Pembohongan publik.

Fakta baru terungkap tidak ada tembak menembak di rumah dinas kadiv Propam Polri pada 8 Juli 2022 lalu.

BACA JUGA:TGB Resmi Gabung Partai Perindo, Dilantik Jadi Ketua Harian Nasional DPP, Ini Alasan Bergabung

Skenario drama sengaja dibuat untuk mengelabui publik. Seluruh Rakyat Indonesia kena prank Polisi. Beruntung skenario pembohongan itu gagal total.

Semua informasi yang disampaikan Polres Jakarta Selatan hingga Polda Metro Jaya mengenai kematian Brigadir J, bohong alias tidak benar.

Termasuk penyampaian kronologi oleh Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo terkait kasus pembunuhan Brigadir J, juga jauh dari kebenaran.

"Tidak ada ralat, tidak ada permohonan maaf, semua berjalan dengan sendirinya. Lelucon. Se-Indonesia sudah kena prank polisi," kata praktisi hukum Syamsul Arifin kepada Disway.id, Senin 8 Agustus 2022.

"Kini pelaku pembohongan publik yang notabene polisi sedang membuat pengakuan di depan polisi. Judul polisi tembak polisi bisa diganti, polisi prank polisi," tukasnya.

BACA JUGA:Pemekaran Desa Aik Seruk Tahap Finalisasi, Aik Rembikang Desa Baru

Menurut dia, peristiwa utama adalah pembunuhan berencana, bisa dimulai dengan dasar menghilangkan barang bukti. Termasuk pembohongan berencana, itu yang paling tepat saya pikir. 

"Tidak ada ralat, tidak ada permohonan maaf, jalan sendiri tanpa dosa. Ini publik se Indonesia lho yang dibohongi,” sebut Syamsul Arifin.

Lebih lanjut kata Syamsul Arifin, dari kasus ini, Polri sudah terjebak dengan narasinya sendiri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id