Vihara Dharma Suci Manggar Menggelar Sembahyang Rebut, Jimmy Tjong: Moga Membawa Keberkahan

Vihara Dharma Suci Manggar Menggelar Sembahyang Rebut, Jimmy Tjong: Moga Membawa Keberkahan

Masyarakat keturunan Tionghoa Kecamatan Manggar dan sekitarnya mengikuti ritual sembahyang rebut di Vihara Dharma Suci Manggar--

BELITONGEKSPRES.CO.ID, MANGGAR -Kelenteng Phak Kung Miaw atau Vihara Dharma Suci Manggar, Kabupaten Belitung Timur (Beltim) menggelar ritual sembahyang rebut, Jumat (12/8) kemarin.

Ratusan masyarakat keturunan Tionghoa Kecamatan Manggar dan sekitarnya memenuhi Vihara Darma Suci yang terletak di Desa Baru dekat pelabuhan ASDP Manggar ini.

Kehadiran mereka untuk mengikuti ritual agama Konghucu yakni sembahyang rebut atau Tjhit Ngiat Pan  pada tanggal 15 bulan ke-7 penanggalan China.

BACA JUGA:Brigadir J Tak Terbukti, Kasus Pelecehan Istri Ferdy Sambo Putri Chandrawathi Dihentikan

Wakil Ketua Vihara Dharma Suci Manggar Jimmy Tjong mengatakan sembahyang rebut merupakan salah satu ritual dan pelestarian budaya yang diwariskan turun temurun.

Melalui sembahyang rebut, masyarakat Tionghoa berharap ada keberkahan. Sama seperti tahun sebelumnya, sembahyang rebut tetap mengikuti protokol kesehatan (Prokes).

Prokes pencegahan Covid-19 tetap dikedepankan dalam ritual sembahyang rebut mengingat pada tahun 2022 ini masih dalam kondisi pandemi.

BACA JUGA:Meradang, Pengacara Deolipa Yumara Minta Fee Rp 15 Triliun, Ancam Gugat Presiden Jokowi

Meski demikian, hal tersebut tidak mengganggu pelaksanaan ritual yang selalu berlangsung setiap tanggal 15 bulan ke-7 penanggalan China ini.

Selain itu, ritual ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur, maupun permohonan supaya tanah subur, daerah makmur rukun, tentram dan rezeki melimpah.

"Mudah-mudahan membawa berkah untuk  masyarakat dan pemerintah, semoga Beltim kedepan lebih baik. Moga masyarakat aman sejahtera," ungkap Jimmy Tjong didampingi ketua Kelenteng Antoni Edison Johanes (Aon) serta penasehat Johny, Jum'at (12/8).

BACA JUGA:Menparekraf Tinjau Wisata Danau Pading Desa Perlang, Era Susanto Merasa Bangga dan Kagum

"Dan ini kita buat tidak ramai, cukup menjalankan ritual sembahyang ini. Namun pada malamnya tetap dilakukan pembakaran. Pembakaran dilakukan setelah ritual sembahyang," sambung Jimmy.

Ritual acara yang digelar rutin setiap tahun ini kata Jimmy Tjong, dilaksanakan pada Jum'at atau puncak sembahyang rebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: