Menteri Nadiem Sebut Pandemi Terbesar Bukanlah Covid-19, Peneliti Beberkan Langkah Pencegahan

Menteri Nadiem Sebut Pandemi Terbesar Bukanlah Covid-19, Peneliti Beberkan Langkah Pencegahan

Menteri Nadiem Sebut Pandemi Terbesar Bukanlah Covid-19-Ist-

Riset pemetaan konflik dunia pendidikan mengembangkan sistem penyelesaian secara damai meredam potensi konflik dan membangun sistem peringatan dini. 

Sistem peringatan dini dapat berupa penyampaian informasi secara cepat dan akurat mengenai potensi konflik kepada masyarakat. Monitoring konflik merupakan salah satu upaya untuk memberikan penilaian terhadap dinamika konflik yang terjadi di masyarakat.

2. Menanamkan nilai-nilai perdamaian, kemanusiaan dan empati dalam pergaulan serta memberikan pengajaran yang tepat kepada siswa perihal nilai-nilai positif seperti sikap toleransi, kerjasama, keberagaman, empati dan solidaritas.

BACA JUGA:Turnamen Mancing 'Belitong de Sintak' Akan Kembali Digelar, Special Edition Sport Fishing 2023

BACA JUGA:Curi Uang Pribadi Kapolres Hampir 1 Miliar, Dua Ajudan Divonis Ringan

Nilai-nilai tersebut dapat membangun kepekaan dan kepedulian mereka terhadap fenomena di luar dirinya. Melalui pengamatan dan penghayatan terhadap nilai-nilai tersebutlah maka siswa akan menjadi individu yang berkualitas dan memiliki akhlak yang baik.

3. Meningkatkan kapasitas para pemangku pendidikan terutama guru, murid, mahasiswa dan wali murid dalam pendidikan perdamaian dan resolusi konflik. Materinya adalah menguatkan keterampilan pelajar/mahasiswa dan kaum muda dalam mengelola konflik dan perbedaan serta mensosialisasikan secara lebih mendalam kepada para pelajar mahasiswa tentang dampak buruk dari kekerasan dan tawuran bagi masyarakat dan kerugian bagi mereka sendiri. 

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang aspek perdamaian dan resolusi konflik setelah mengikuti program ini para peserta bisa menjadi agen sosialisasi perdamaian.

Pada gilirannya akan terbentuk jaringan aktivis perdamaian dan memberikan pemahaman tentang konflik dengan cara-cara positif untuk mengatasinya dan tidak merugikan orang lain.

4. Melibatkan orang tua dalam pencegahan konflik. Orang tua murid perlu diberi pemahaman tentang penanaman nilai perdamaian dan resolusi konflik baik melalui buku panduan yang mudah dipahami maupun dialog langsung dengan pihak sekolah atau kampus atau via WhatsApp dan sejenisnya.

Dengan demikian bisa bertukar informasi tentang perilaku murid di rumah dan di kampus dan dapat bekerja sama dengan orang tua untuk mencegah perilaku kekerasan.

BACA JUGA:BKN Persilahkan Peserta CPNS dan PPPK 2023 Cetak Kartu Pendaftaran, Masa Sanggah 3 Hari

BACA JUGA:Cara Ajukan Pinjaman Pegadaian KUR Syariah Limit Hingga 10 Juta, Angsuran Terendah Rp29.200

5. Melakukan pendekatan individual dan kelompok dengan siswa yang memiliki potensi untuk melakukan kekerasan melakukan mekanisme deteksi diri dan pencegahan berpotensi para pemangku pendidikan yang melakukan kekerasan.

Dalam hal ini anda harus peka terhadap perubahan perilaku siswa dan mewaspadai perilaku yang tidak wajar seperti kekerasan verbal, mudah marah, intimidasi atau agresif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: